Jumat, 20 November 2009

PW PII Evaluasi Pendidikan Gratis

Jumat, 20-11-09 | 20:18


MAKASSAR, FAJAR.co.id -- PENGURUS Wilayah (PW) Pelajar Islam Indonesia (PII) Sulsel, mengkritik program pendidikan gratis milik Pemprov Sulsel. Program ini dianggap tidak memiliki sandaran konsepsi yang jelas bahkan sebatas formalitas belaka.

"Dalam mencapai tataran kebijakan, pendidikan gratis tidak memiliki
syarat yang komprehensif dan kuat. Apalagi mencapai tataran konsepsi tidak ada sama sekali sandaran konsepsinya," kritik Ketua PW PII Sulsel, Nugrah Yatna Utama, saat bertandang ke redaksi Harian Fajar. Nugrah Yatna didampingi Bendahara PW PII Sulsel, Nur Ikhsan.

Menurut Nugrah Yatna, pihaknya telah melakukan telaah kritis terhadap program pendidikan gratis. Ada sejumlah kelemahan yang mereka temukan. Misalnya, perhatian terhadap pendidikan usia dini yang masih kurang, ruang sempit bagi yang kurang mampu untuk lanjut ke pendidikan tinggi. (ram)

Kamis, 19 November 2009

Quantum Learning PII Sinjai Direspon


Pendidikan, kini menjadi isu yang tak asing lagi untuk diperbincangkan.Tema ini seolah tak pernah lepas dari perbincangan umat manusia, termasuk Indonesia. Betapa tidak! Pendidikan adalah salah satu motor ideology yang menjadi kunci utama kemajuan sauté bangsa. Maka tak heran, jikalau pendidikan adalah salah satu pilar Kabupaten Sinjai, yang terus diperjuangkan.

Berangkat dari sini, Pengurus Daerah Pelajar Islam Indonesia (PD PII) Sinjai mencoba merintis sebuah kegiatan yang tentu tak lepas dari tema Pendidikan tersebut: Quantum Learning. Dengan mengusung tema: ”Menemukenali Quantum Learning dalam Melejitkan Semangat Belajar Meraih Kesuksesan”, setidaknya kegiatan ini bisa menjadi stimulasi buat pelajar Sinjai pada khususnya, terutama dalam meningkatkan semangat belajarnya. Sehingga, mereka mampu menjadi pelajar-pelajar berprestasi. Adapun pemateri yang mengisi kegiatan tersebut adalah kader-kader senior PII dan dari Pengurus Wilayah PII Sul-Sel.


Kegiatan Quantum Learning ini dilaksanakan pada hari Ahad, tanggal 8 November 2009, tepatnya di Gedung Sinjai Bersatu. Dengan jumlah peserta lebih dari 115 orang, yang terdiri dari pelajar SMP dan SMA se-Sinjai. Adapun materi-materi yang disajikan adalah Filosofis belajar dan Quantum Learning, serta Teknik-teknik Quantum Learning (Teknik Membaca: The Power of Reading, Teknik Menghafal: Meningkatkan Daya ingat, Strategi Mencatat Efektif, dan Teknik Menulis). “Alhamdulillah, kegiatan ini mendapat respon yang luar biasa dari teman-teman pelajar se-Sinjai. Paling tidak, ini menunjukkan bahwa pelajar Sinjai masih memiliki minat terhadap pendidikan,” begitu yang diucapkan Yunita, ketua panitia.(Yana Yan)

Rabu, 11 November 2009

Menjawab Pernyataan John Palinggi terhadap Realitas Obyektif "Impeachment" SBY

Oleh: Nugrah Yatna Utama

Ada beberapa point yang sangat urgen dan seharusnya menjadi kajian strategis kita bersama terhadap tulisan atau pernyataan dari pengamat kepolisian John Palinggi, secara real kami melihat ada beberapa hal yang beliau nyatakan selaku pengamat kepolisian :
a. adanya upaya mendiskretkan atau mendegradasikan presiden SBY atau "impeachment" terhadap SBY.
b. adalah SBY dituduh telah melakukan intervensi langsung terhadap penyelesaian skandal ini, walaupun telah di bentuk TPF (Tim 8).

Kalau orang yang terperangkap pada informasi ini tanpa menganalisisnya lebih mendalam ditambah lagi "hipotesa" yang keluar dari pengamat jelas dia akan sependapat dengan hal ini, akan tetapi bagi saya secara pribadi banyak kejanggalan-kejanggalan yang timbul setelah skandal ini muncul terkhusus pada pernyataan-pernyataan yang di keluarkan oleh bapak John Palinggi.

Pertama adanya upaya mendiskretkan atau mendagradasi SBY terkhusus terhadap posisi dan jabatannya selaku presiden RI apalagi hal ini di akibatkan beberapa orang yang tidak puas terhadap hasil Pemilu yang menempatkan SBY sebagai pemenang mutlak, ini pernyataan provokatif dan menggiring opini masyarakat untuk tidak berpikir kritis terhadap problematika yang muncul. Analisis saya terhadap kasus ini dengan memakai logika pembanding bahwa tidak semua yang muncul terkhsus skandal ini sebagai upaya "impeachment" terhadap SBY, akan tetapi lebih real lagi bahwa disinilah mulai terbuka borok-borok(skandal) yang di tutupi oleh KPK dan permainan curang dan licik dari anggoro dan anggodo sehingga inti dari itu semua adalah menjaga kepentingan SBY yang sangat banyak apalagi saking banyaknya kepentingan ini timbul kontraproduktif di dalam implementasinya termasuk peran-peran mis-job dari KPK dan Anggodo yang seharusnya bagi SBY itu tidak akan terjadi apalagi menggangu eksistensi tendensinya di Indonesia, saya melihat sekarang bahwa SBY harap-harap cemas semoga kasus ini tidak terus bergulir dan melebarkan sayap penyelidikannya sehingga dia membentuk tim "independen" untuk mengkaburkan isu ini terkhusus yang berkaitan dengan kepentingannya sendiri, SBY sangat cerdas sebelum oposisi merangsek dan mengkritisi kebijakannya, di dekati dan diberikan posisi strategis, partai yang notabenenya berpeluang menjadi oposisi pun di goyang dan di susupi sehingga menjadi lunak dan menjadi pengikut setia, permainan SBY memang cantik dan ciamik, saya berani bertaruh kenapa tidak ada yang berani menyelidiki nama2 yang di sebutkan di hasil sadap pembicaraan anggodo dan beberapa orang,termasuk bapak SBY kok yang lain dipaksakan untuk diselidiki sedangkan yang lain tidak, kan yang timbul ketidakadilan terhadap penyelidikan skandal ini, apalagi KPK juga terkesan tebang pilih terhadap penyelesaian beberapa kasus,belum lagi si licik Anggodo/Anggoro yang begitu mudahnya mengobok-obok supremasi dan penegakan hukum di Indonesia.

Kedua tentang intervensi yang dilakukan SBY terhadap skandal ini, sudah sangat jelas secara kasat mata konspirasi yang dilakukan sangat vulgar di perlihatkan, terkhusus dengan membnetuk lembaga independen TPF itu sendiri, sampai hari ini untuk berbicara tentang nilai independensi di Indonesia sangat susah bahkan tidak berlaku, apalagi jika kita ingin berbicara tentang sebuah idealisme, TPF itu sendiri tidak bisa kita nafikkan sebagai tim khusus yang memang hasil karya tangan SBY itu sendiri,orang berbeda, walaupun sang ketua tim adnan buyung nasution berkali-kali mengklarifikasi di media bahwa mereka adalah tim independen,tapi walaupun di tutupi yang namanya bangkai akan tercium juga, bagi orang yang berpikir kritis dan realis, sekarang kalau kita melihat pola kerja yang di lakukan oleh TPF adalah polarisasi kerja subyektif, tekanan-tekanan yang mereka lakukan serta pernyataan-pernyataan mereka terkesan seperti ada yang di sembunyikan terkhusus bagi si empunya yang membuat tim ini, tak bisa saya bayangkan jika tim ini dibuat untuk menjaga pamor penguasa dan kepentingannya, Polisi, kejaksaan, KPK, anggodo dan anggoro hanya wayang saja yang memang di angkat dan dimainkan demi kepentingan dalangnya, sangat menarik….

Hari ini kan dalangnya juga sangat ketakutan jika rahasianya terbuka ke publik luas sehingga sang dalang memakai alur cerita yang lain dengan seolah-olah beliau di dzalimi atau impeachment, melankolis politik, aplikatif dan implementasi kebijakan pemerintah lebih banyak saya lihat dalam kinerja bapak SBY dari jilid I yang kemarin sama saja, kalaupun bapak john palinggi menyampaikan dalam pernyataannya bahwa salah satu contoh tidak ada intervensi SBY adalah besan SBY saja di penjarakan, kenapa saya skeptis dan menganggap pernyataan bapak terlalu normatif dan subyektif, pendapat saya bahwa memang sengaja besannya masuk penjara karena memang digunakan untuk menjaga politik pencitraan dan kredibilitas penguasa itu sendiri apalagi kemarin ini kan sangat relevan dengan jargon politik partainya intinya adalah sikat KKN tanpa pandang bulu, mau besan kek, mau saudara kek, kan sudah terbukti dan teruji, berani-beraninya mengklaim sesuatu yang masih menjadi disapora wacana saat itu sehingga saya mengasumsikan pernyataan partai tersebut sebuah klaim untuk klien (penguasa), seharusnya sebagai masyarakat Indonesia saat ini kita harus cerdas dan kritis melihat kondisi di sekitar kita karena nilai kebenaran di nusantara ini perlahan-lahan mencapai titik nadir dan tertinggal hingga meninggal(mati), di Bangsa ini tidak ada kebenaran yang absolute dan mutlak yang memang sebenar-benarnya kebenaran, yang ada adalah sebenar-benarnya kebenaran demi mencapai kepentingan yang sangat tendensius, kekuasaan sangat berpotensi untuk korup (KKN). Wallahu`alam bishawab…….


Selasa, 03 November 2009

Saya Ini Sedang Futur


saya ini sedang futur
terbukti dengan ogah-ogahan datang ke pengajian tiap pekan
dengan alasan klasik kuliahlah, lelahlah, kerjalah, sibuklah, inilah, itulah

saya ini sedang futur
jarang baca buku tentang Islam, lagi demen baca koran
dulu tilawah tidak pernah ketinggalan sekarang satu lembar udeh lumayan
tilawah sudah tidak berkesan, nonton layar emas ketagihan

saya ini sedang futur
mulai malas sholat malam, jarang bertafakkur
ba'da shubuh, kanan kiri salam, lantas kembali mendengkur
apalagi waktu libur, sampai menjelang dzuhur

saya ini sedang futur
lihat perut semakin buncit, karena junkfood dan pangsit
kalo infaq mulai sedikit dan mulai pelit
apalagi shaum sunnah, perut rasanya ogah

saya ini sedang futur
tak lagi pandai bersyukur
seneng disanjung dikritik murung

saya ini sedang futur
malas ngurusin da'wah, rajin bikin ortu marah
sedikit sekali muhasabah, sering kali meng ghibah

ya..saya memang sedang futur

mengapa saya futur......???
mengapa tidak ada satu ikhwah pun yang menegur dan menghibur??
kenapa batas-batas mulai mengendur??
kepura-puraan, basa basi dan kekakuan subur??
kenapa di antara kita sudah tidak jujur??

kenapa ukhuwah di antara kita sudah mulai luntur??
kenapa di antara kita hanya pandai bertutur??
Ya Allah..berikan hambaMu ini pelipur
agar saya tidak semakin futur
apalagi sampai tersungkur...

ente tau ane lagi futur
sedikit dzikir, banyakan tidur belajar ngawur, IP pun hancur
shohib- shohib kagak ada yang negur

ente tau ane lagi futur
hati beku, otak ngelantur mikirin orang se-dulur,
diri sendiri kagak pernah ngukur

ente taulah ane sekarang
seneng duduk di kursi goyang,
perut kenyang hati melayang
mulut sibuk ngomongin orang,
aib sendiri nggak kebayang

ente tau ane bengal
bangun malem sering ditinggal
otak bebal banyak mengkhayal,
udeh lupa yang namanya ajal

ente tau ane begini
udah sok tau, seneng dipuji ngomong sok suci kayak murrabi,
kagak ngaca diri sendiri

ente tau ane gegabah
petantang petenteng merasa gagah,
diri ngaku-ngaku ikhwah kalo mo muhasabah,
diri ini nggak beda sama sampah

ente tau ane sekarang udah kalah di medan perang
ane pengen pulang kandang,
ke tempat ane dulu datang


nb: buat semua saudaraku....kunjungilah saudaramu tengoklah dia barang sebentar....
mungkin keimanannya sedang berada diujung tanduk
mungkin keimanannaya sedang dipertaruhkan..
raihlah dia..rengkuhlah dia
ajaklah dia bersama melihat terbitnya fajar kebangkitan Islam
ajaklah dia bersama menuju cinta NYA menuju surgaNYa menuju ampunan NYA

janganlah sibuk dengan diri sendiri pedulilah dengan sekelilingmu
pedulilah dengan mereka yang mengharap datangnya secercah cahaya
jadilah orang yang bermanfaat untuk orang-orang disekitarmu



Milis Daarut Tauhiid

Organisasi Pelajar Dukung Gerakan Peduli Padang

Selasa, 06-10-09 | 00:38

MAKASSAR, FAJAR.co.id -- Tiga organisasi pelajar di Sulsel mendukung program Gerakan Peduli Padang yang digagas Gama College. Ketiga organisasi itu adalah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Sulsel, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Sulsel, dan Pelajar Islam Indonesia (PII) Sulsel.

Dalam pertemuan di kantor Gama College Senin, 5 Oktober kemarin, ketiga organisasi itu bersedia mendukung gerakan peduli untuk Padang.
Pertemuan yang dipimpin Dirut Gama College, AM Iqbal Parewangi itu antara lain dihadiri Nugrah Yatha Utama dari PII, Zamri dari IPM, dan Rahman Haq dari IPNU.


"Energi dan empati kemanusiaan harus terus diradiasikan. Banyak cara termasuk dengan menggugah sesama untuk membantu meringankan beban para korban bencana di Padang," kata Iqbal dalam siaran persnya yang diterima Fajar malam tadi.

Untuk penggalangan dana, Iqbal menegaskan pentingnya tiga prinsip. Pertama manajemen terbuka dan akuntabel dengan menggunakan kwitansi donasi rangkap tiga. Kedua, semua bantuan disalurkan kepada korban bencana di Padang. Dan yang terpenting, kata dia, tidak ada sepeser pun bantuan itu untuk dikorek-korek.

"Untuk penggalangan bantuan, seluruh biaya operasional ditanggung Gama College," tambahnya.
Ketua PII Sulsel, Nugrah Yatna menyambut positif gerakan sosial ini. Ia mengatakan kegiatan ini membuktikan organisasi pelajar kembali berdinamika bersama dalam kegiatan sosial kemanusiaan.


"IPNU juga mengapresiasi terbentuknya gerakan kemanusiaan pelajar ini," tambah Sekretaris Umum IPNU Sulsel, Rahman Haq.
Ketiga organisasi ini juga mengetuk kepekaan sosial pelajar se-Sulsel guna membantu pelajar yang menjadi korban gempa di Padang, Sumatera Barat. (rls)

Bersandar Hanya Kepada Allah

Oleh: K. H. Abdullah Gymnastiar

Tiada keberuntungan yang sangat besar dalam hidup ini, kecuali orang yang tidak memiliki sandaran, selain bersandar kepada Allah. Dengan meyakini bahwa memang Allah-lah yang menguasai segala-galanya; mutlak, tidak ada satu celah pun yang luput dari kekuasaan Allah, tidak ada satu noktah sekecil apapun yang luput dari genggaman Allah. Total, sempurna, segala-galanya Allah yang membuat, Allah yang mengurus, Allah yang menguasai.

Adapun kita, manusia, diberi kebebasan untuk memilih, "Faalhamaha fujuraha wataqwaaha", "Dan sudah diilhamkan di hati manusia untuk memilih mana kebaikan dan mana keburukan". Potensi baik dan potensi buruk telah diberikan, kita tinggal memilih mana yang akan kita kembangkan dalam hidup ini. Oleh karena itu, jangan salahkan siapapun andaikata kita termasuk berkelakuan buruk dan terpuruk, kecuali dirinyalah yang memilih menjadi buruk, naudzubillah.


Sedangkan keberuntungan bagi orang-orang yang bersandarnya kepada Allah mengakibatkan dunia ini, atau siapapun, terlampau kecil untuk menjadi sandaran baginya. Sebab, seseorang yang bersandar pada sebuah tiang akan sangat takut tiangnya diambil, karena dia akan terguling, akan terjatuh. Bersandar kepada sebuah kursi, takut kursinya diambil. Begitulah orang-orang yang panik dalam kehidupan ini karena dia bersandar kepada kedudukannya, bersandar kepada hartanya, bersandar kepada penghasilannya, bersandar kepada kekuatan fisiknya, bersandar kepada depositonya, atau sandaran-sandaran yang lainnya.

Padahal, semua yang kita sandari sangat mudah bagi Allah (mengatakan ‘sangat mudah’ juga ini terlalu kurang etis), atau akan ‘sangat mudah sekali’ bagi Allah mengambil apa saja yang kita sandari. Namun, andaikata kita hanya bersandar kepada Allah yang menguasai setiap kejadian, "laa khaufun alaihim walahum yahjanun’, kita tidak pernah akan panik, Insya Allah.

Jabatan diambil, tak masalah, karena jaminan dari Allah tidak tergantung jabatan, kedudukan di kantor, di kampus, tapi kedudukan itu malah memperbudak diri kita, bahkan tidak jarang menjerumuskan dan menghinakan kita. kita lihat banyak orang terpuruk hina karena jabatannya. Maka, kalau kita bergantung pada kedudukan atau jabatan, kita akan takut kehilangannya. Akibatnya, kita akan berusaha mati-matian untuk mengamankannya dan terkadang sikap kita jadi jauh dari kearifan.

Tapi bagi orang yang bersandar kepada Allah dengan ikhlas, ‘ya silahkan ... Buat apa bagi saya jabatan, kalau jabatan itu tidak mendekatkan kepada Allah, tidak membuat saya terhormat dalam pandangan Allah?’ tidak apa-apa jabatan kita kecil dalam pandangan manusia, tapi besar dalam pandangan Allah karena kita dapat mempertanggungjawabkannya. Tidak apa-apa kita tidak mendapatkan pujian, penghormatan dari makhluk, tapi mendapat penghormatan yang besar dari Allah SWT. Percayalah walaupun kita punya gaji 10 juta, tidak sulit bagi Allah sehingga kita punya kebutuhan 12 juta. Kita punya gaji 15 juta, tapi oleh Allah diberi penyakit seharga 16 juta, sudah tekor itu.

Oleh karena itu, jangan bersandar kepada gaji atau pula bersandar kepada tabungan. Punya tabungan uang, mudah bagi Allah untuk mengambilnya. Cukup saja dibuat urusan sehingga kita harus mengganti dan lebih besar dari tabungan kita. Demi Allah, tidak ada yang harus kita gantungi selain hanya Allah saja. Punya bapak seorang pejabat, punya kekuasaan, mudah bagi Allah untuk memberikan penyakit yang membuat bapak kita tidak bisa melakukan apapun, sehingga jabatannya harus segera digantikan.

Punya suami gagah perkasa. Begitu kokohnya, lalu kita merasa aman dengan bersandar kepadanya, apa sulitnya bagi Allah membuat sang suami muntaber, akan sangat sulit berkelahi atau beladiri dalam keadaan muntaber. Atau Allah mengirimkan nyamuk Aides Aigepty betina, lalu menggigitnya sehingga terjangkit demam berdarah, maka lemahlah dirinya. Jangankan untuk membela orang lain, membela dirinya sendiri juga sudah sulit, walaupun ia seorang jago beladiri karate.

Otak cerdas, tidak layak membuat kita bergantung pada otak kita. Cukup dengan kepleset menginjak kulit pisang kemudian terjatuh dengan kepala bagian belakang membentur tembok, bisa geger otak, koma, bahkan mati.

Semakin kita bergantung pada sesuatu, semakin diperbudak. Oleh karena itu, para istri jangan terlalu bergantung pada suami. Karena suami bukanlah pemberi rizki, suami hanya salah satu jalan rizki dari Allah, suami setiap saat bisa tidak berdaya. Suami pergi ke kanotr, maka hendaknya istri menitipkannya kepada Allah.

"Wahai Allah, Engkaulah penguasa suami saya. Titip matanya agar terkendali, titip hartanya andai ada jatah rizki yang halal berkah bagi kami, tuntun supaya ia bisa ikhtiar di jalan-Mu, hingga berjumpa dengan keadaan jatah rizkinya yang barokah, tapi kalau tidak ada jatah rizkinya, tolong diadakan ya Allah, karena Engkaulah yang Maha Pembuka dan Penutup rizki, jadikan pekerjaannya menjadi amal shaleh."

Insya Allah suami pergei bekerja di back up oleh do’a sang istri, subhanallah. Sebuah keluarga yang sungguh-sungguh menyandarkan dirinya hanya kepada Allah. "Wamayatawakkalalallah fahuwa hasbu", (QS. At Thalaq [65] : 3). Yang hatinya bulat tanpa ada celah, tanpa ada retak, tanpa ada lubang sedikit pun ; Bulat, total, penuh, hatinya hanya kepada Allah, maka bakal dicukupi segala kebutuhannya. Allah Maha Pencemburu pada hambanya yang bergantung kepada makhluk, apalagi bergantung pada benda-benda mati. Mana mungkin? Sedangkan setiap makhluk ada dalam kekuasaan Allah. "Innallaaha ala kulli sai in kadir".

Oleh karena itu, harus bagi kita untuk terus menerus meminimalkan penggantungan. Karena makin banyak bergantung, siap-siap saja makin banyak kecewa. Sebab yang kita gantungi, "Lahaula wala quwata illa billaah" (tiada daya dan kekuatan yang dimilikinya kecuali atas kehendak Allah). Maka, sudah seharusnya hanya kepada Allah sajalah kita menggantungkan, kita menyandarkan segala sesuatu, dan sekali-kali tidak kepada yang lain, Insya Allah.

Senin, 02 November 2009

Teror Sistematis Al-Aqsho oleh Zionis Israel La`natullah


Oleh: Nugrah Yatna Utama

Sudah sangat jelas di dalam Al-Qur`an tentang perangai, perilaku dan sifat buruk kaum Israil,kaum pembangkang terhadap Allah,kaum bengis dan haus darah,kaum sumber malapetaka dan masalah di muka bumi ini dan terkhusus hari ini,adalah bangsa Israel adalah bangsa yang harus bertanggung jawab terhadap penistaan dan penjajahan terhadap bumi para nabi dan negara Palestina, merekalah musuh abadi umat Islam dan dengan janji Allah pula dalam kitab sucinya,umat ini akan menghancurkan mereka,insya Allah.

Belum hilang dari ingatan kita saat beberapa bulan yang lalu tentang pembantaian di Gaza dan termutakhir tentang agresi dan ekspansi mereka ke masjid suci Al-Aqsho yang terus berlangsung hingga tulisan ini kami terbitkan menurut Anggota parlemen Palestina Jamal al Khudry, yang juga ketua Komite Rakyat Anti Blokade, mengatakan bahwa berulangnya penyerbuan masjid Al-Aqsha bukan merupakan upaya yang dilakukan oleh individu atau kelompok ekstremis Yahudi, tetapi kebijakan sistematis yang diprogram memiliki tujuan dari pemerintah Zionis untuk melakukan yahudisasi al Quds dan melenyapkan fitur-fitur Arab dan Islam di sana.


Khudry mengatakan, "Serangan ini menuntut persatuan Palestina mengatasi perbedaan dan berbaris kokoh mendukung pembelaan al Quds dan masjid Al-Aqsha."Dia melanjutkan, "Yang paling berbahaya dari apa yang dapat diteropong adalah bahwa agresi ini adalah bagian dari lingkaran yang terus-menerus, sebagai pelaksanaan kebijakan yahudisasi terhadap kota al Quds (masjid Al-Aqsho) yang diadopsi pemerintahan penjajah Israel."

Khudry menegaskan kebijakan berbahaya ini harus dihadapi melalui program-program komprehensif. Yang memerlukan upaya kombinasi Arab dan Islam di level pemerintah, lembaga-lembaga dan rakyat dengan usaha rakyat Palestina untuk menghadapi bahaya ini. Dia menegaskan bahwa warga Palestina dalam dan al Quds hari ini sebagai orang terdepan mengemban tugas membela Al-Aqsha dengan telanjang dada. Dia menyerukan perlunya dukungan kepada mereka melalui berbagai cara.

Ia mengimbau kepada pada pejabat di Arab dan dunia Islam; bekerja untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina dalam menghadapi bahaya besar yang mengancam eksistensi masjid Al-Aqsho dan masa depan mereka di al Quds. sekarang tugas kita semua yang mengaku Allah rabbnya dan Muhammad nabi dan rasulnya,untuk menjawab panggilan ini dengan tindak lanjut yang memungkinkan untuk kita mempertahankan Al-Aqsho dan membantu saudara-saudara kita dari rongrongan bangsa kafir yahudi-israel-zionis La`natullah cucu dari kera dan babi,mari saudaraku sesama muslim......... Allahu Akbar....... Allahu Akbar...... Allahu Akbar..... !!!!!

Sabtu, 30 Mei 2009

PII antara Heroisme Masa Lalu dan Realitasnya Masa Kini

Oleh : Zulkifli Hasibuan[1]

Tulisan ini dibuat pada tanggal 12 Juli 2008 di Makasar. Tulisan yang berjudul “PII antara Heroisme Masa Lalu dan Realitas Masa Kini” telah memalui finishing mancoba untuk dihidangkan di hadapan kawan-kawan seluruh Indonesia. Dan terpenting semoga kita bisa mengambil hikmah di setiap apa yang kita lalui termasuk ketika kita aktif di PII. Selamat menikmati.

Kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang sesuai dengan Islam bagi segenap rakyat Indonesia dan umat manusia adalah ekspresi optimisme PII akan tewujudnya masyarakat yang Islami dimuka bumi. Hal ini merupakan keyakinan PII akan terwujutnya masyarakat berperadaban yang dibentuk melalui proses pendidikan tersebut. Membangun masyarakat peradaban sejatinya adalah membentuk manusia yang berilmu pengetahuan alias manusia beradab. Proses pendidikan PII tidak sekedar menciptakan manusia sosial tetapi berorientasi pada nilai-nilai Islam sedangkan tujuan pendidikan menurut islam menciptakan manusia yang baik atau manusia terpelajar. Syed Muhammad Naquib Al-Attas seorang pemikir kontemporer muslim mendefenisikan manusia terpelajar adalah orang baik, dan baik yang dimaksud di sini adalah adab dalam arti yang menyeluruh yang meliputi spiritual dan material seseorang, yang berusaha menanamkan kualitas kebaikan yang diterimanya. Oleh karena itu maka orang yang benar-benar terpelajar menurut perspektif Islam didefenisikan al-attas sebagai orang yang beradab.

Dalam konsep kaderisasi PII, kader diproyeksikan mampu men-transformasi-kan idealita PII dengan jalan terlibat secara aktif dalam menjawab tantangan dan memecahkan problematika yang dihadapi oleh organisasi, bangsa Indonesia, dan umat manusia. PII mencoba mendesain kader yang pada hakekatnya disiapkan untuk mengemban tugas masa depan dengan kemampuan, kualitas dan kualifikasi tertentu. Kader merupakan kekuatan inti organisasi dan umat Islam untuk menjadi pelopor, penggerak dan penjaga misi perjuangan guna mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil Aalamin. Idealitas kader merupakan konseptualisasi dan kristalisasi dan pemahaman tentang konsepsi manusia dan tujuannya (baca : Khittah perjuangan)

Diakui apa tidak eksistemsi PII tidak bias dipisahkan dengan pergolakan politik dan kondisi sosiohistoris bangsa ini. Abdul Qadir Jaelani dalam tulisannya yang berjudul “Peranan Pelajar Islam Indonesia dalam Orde Baru dan Latar Belakang Sistem Trainingnya” mengatakan bahwa keterlibatan dan pertisipasi Pelajar Islam Indonesia (PII) di dalam kebangkitan orde baru adalah sangat besar dan penting. Peranan itu bukan saja lahir disaat-saat gagal diruntuhkannya G 30 S/PKI tahun 1965, tetapi jauh sebelum kudeta komunis itu, yaitu semenjak oerde lama yang otoriter dan komunistis berdiri. Tahun 1950-an PII bersama rakyat melahirkan gerakan sparatisme sebagai ekspresi ketidakpuasan terhadap kepemimpinan soekarno. Belum lagi ketika pamor soekarno turun pasca mundurnya Hatta sebagai wakil presiden, untuk mengembalikan pamor itu Soekarno mengunakan cara yang dictator. Sedangkan Demokrasi terpimpin dinilai merupakan eufimisme (bahasa halus) dari absolutisme kekuasaan, yang kemudian dipertegas dengan pengangkatan sebagai presiden seumur hidup. Tidak kalah menarik ketika Souharto memimpin bangsa ini, diskriminasi terhadap kelompok idiologi mayoritas mewarnai kepemimpinannya. Abdul Azis Thaba mencatat ada lebih kurang tujuhkebijakan Soeharto yang tidak berpihak kepada Umat Islam, menurut Alwi Alatas dan Fifrida Deliyanti salah satunya adalah kebijakan tentang pelarangan berjilbab bagi pelajar putrid, 1982-1991. Kondisi politik pada massa orde baru sangan hegemonic, tidak bisa kita bayangkan bagaimana heroisme pemerintah ketika jilbab mulai menyebar kesekolah-sekolah, budaya militerisme yang sangat kuat, dan kristenisasi yang ekspansif. Sementara eksprasi-eksprasi penolakan dan perlawanan PII terhadap hegemoni Negara dan pemerintah lahir tiap waktu dan mulai redup pasca tumbangnya rezim orde baru yang telah memimpin selama 32 tahun.

Kondisi eksternal dan hadapan nyata PII, 1950-1998 ini menjelaskan makna insplisit tentang kontribusi positif PII dalam sejarah bangsa ini. Apakah gerangan yang mendorong PII untuk dapat tampil manjadi subyek didalam kebangkitan orde baru? Apakah karena faktor-faktor lingkungan semata atau memang ada kesadaran ideologis yang ditanamkan selama bertahun-tahun didalam latihan-latihan yang dimilikioleh PII? Secara subyektif faktor-faktor lingkungan memang sangat mempengaruhi penampilan PII didalam sejarah itu, tetapi lebih besar pengaruh itu disebabkan oleh faktor-faktor sistem trening yang dimilikinya dan implikasi proses transformasi nilai-nilai idealitas PII tersebut.

Pasca tahun 1998 dimana Soeharto tumbang dan masyarakat ‘Merdeka’ tidak ketinggalan entitas kecil dari umat islam yaitu PII-pun merasakan kemerdekaan dalam mengembangkan sayapnya. Kondisi polotik ini berimplikasi juga terhadap dinamika internal ditubuh PII. PII yang lahir untuk umat ini seolah kehilangan jejak, kehilangan orientasi, dan buta terhadap ‘rival’ yang menjadi hadapan relitasnya. Kondisi PII tahun 1966-1998, selalu muncul dipermukaan untuk menyelesaikan realitas sosial dikalangan pelajar. Kalau embrio PII oleh Yusdi Ghojali dimunculkan atas dasar dikotominasi pendidikan dan diakhirnya melahirkan PII sampai akhir ini, maka kita oatut merefleksikan eksistensi kita sebagai kaderdan sebagai bagian dari sistem yang memproduksi kakrakter kita, karena kondisi kita relative lebih nyaman, dan dalam kondisi ini juga kita dapat pernah merasakan bagaimana tersiksanya diintimidasi, diinterogasi, dibunuh ruang kreativitasnya, atau lain-lain yang bersifat hegemonik, dan bahkan kita tidak pernah merasakan terpanggil untuk merespon problematika umat ini, atau bias saja hari ini kita berada dititik kronis bahwa kita dan PII sedang mencari jati diri kita kembali. Kita tidak pernah sedikitpun untuk merespon masalah-masalah keummatan, kita juga tidak punya data tentang kondisi pelajar kontemporer, atau bahkan kita tidak pernah tahu seperti apa wajah struktur kita, dan bagai mana implementasi kaderisasi kita. Anis Matta dalam buku menikmati demokrasi mengatakan kita tidak akan pernah menang ketika analisa kekuatan kita dibacaan terhadap kondisi lawan tidak jelas. Kita terlebih dahulu menjustifikasi kita menang tanpa mengetahui seberapa besarnya kekuatan rival yang akan kita lawan, dan sering kita pesimis tanpa alas an padahal kita jauh lebih memiliki kekuatan dari pada lawan kita.

Kita coba melihat kembali bentukan kader masa lalu, kita bias menemukan Ibrahim Zarkasi yang menjadi salah satu presidium Kongres I umat Islam yang melahirkan panca cita (baca : Djayadi Hanan, 2005), kita bias melihat sosok Muh. Rum, M. Natsir, Abdul Kahar Mudzakar, dan lain-lain yang memang mereka tidak pernah berkecimpung secara structural tetapi mereka secara tidak langsung berinfiltrasi dalan konsepsi yang membentuk karakter kader PII. Tetapi satu yang harus kita sadari bahwa mereka lahir ketika kondisi bangsa ini tidak senyaman hari ini, mereka lahir ketika realitas sosial waktu itu membutuhkan aluran tangan mereka. Berarti bahwa kepemimpinan personal mereka diakui atasdasar perjuangan mereka dalam kondisi yang serba hegemonik. Bagaimana dengan kita hari ini?

Dengan realitas ini, sepertinya kita butuh peninjauan konsepsi kaderisasi tentang sifat kader yang melekat dalam setiap proses kaderisasi yang dilalui oleh kader. Kita mencoba tidak particular melihat setiap implikasi yang muncul dipermukaan tetapi menatapnya secara konferehensif dan mengkaji kausalitasnya. Degradasi kualitas kader ini kita tarik kepada suatu yang melatar belakangi semua ini muncul, dalam konteks ini kita akan melihat seperti apa PII memandang. Ada beberapa sifat kader PII dalam kaca mata konsep kaderisasi PII :

1. muslim, dalam arti memiliki sifat ketundukan hanya kepada Allah dalam arti konsepsi dan cara pandang, sikap, dan aktualisasi berada dalam garis bimbingan oleh ridha Allah.
2. Cendekia dalam arti meneladani sifat fathonah nabi, sehingga memiliki wawasan dan antisipasi yang luas serta kerangka metodologi yang kuat sehingga dapat menagkap dan memahami kebenaran, mengkonsetualisasi dan mengaktualisasikannya secara konferehensif, cendikia berarti kader PII akan mampu memahami Islam berbagai hal dengan dinamis.
3. Kepemimpinan berarti memiliki sikap dan kemampuan sebagai seorang pemimpin yang berani dan bertanggung jawab, yang mampu mengambil keputusan secara tepat dan mengelola potensi lingkungannya menjadi suatu yang bernilai sebagai aktualisasi kekhalifahannya.

Diatas adalah idealitas konsepsi tentang sifat kader, bagaimana dengan realitasnya? Pada tataran Implementasi praksis kita coba menggunakan pendekatan rekayasa sosial bahwa realitas hari ini akan kita sesuaikan menuju idealitas konsepsi, ataukah idealitas ini yang harus mengikuti kondisi realitas yang ada sehingga akan ada banyak dialog untuk mengsingkronkan. Tetapi sebelum itu butuh dijawab bahwa sudahkan semua menjadi ruh gerakan dan dipahami oleh seluruh kader? Kalau belum, kita perlu bijak melihat seluruh konsepsi yang dibangun untuk PII kemarin, hari ini, dan esok.

Dinamika berpikir dan ruang presepsi di PII sangat terbuka lebar, satu sisi ini positif dalam logika proses, tetapi sisi yang lain kita akan susah melakukan lompatan gerak yang sama, sehingga kita sangat substansial. Skil manajemen akan menjadi satu bagian penting untuk menarik gerakan kita pada level efektifitas dan efesiensi, karena kalau tidak kita akan cenderung superficial dalam berbagai hal dan pada akhirnya nanti kita akan meninggalkan sesuatu yang mendasar yang akan kitya perjuangkan.

Dalam berbagai hal realitas internal kader sangat multikultur, yang mudah diukur secara fisik adalah spesifik terkait karakter dan latar belakang normatifnya. Tetapi kita harus mencoba melihat titik kesamaan yang akan mengantarkan kita pada cita-cita ta’dib. Dan hari ini tahapan kita sudah tidak lagi meninjau kembali heterogenitas yang ada tetapi kembali kesesuatu yang sangat mendasaar yaitu kesamaan visi gerak, dan arah tujuan yang bermuara pada konstruksi peradaban, kalau memang gerakan kita ini diakui demikian.

Dengan berbagai konsepsi diatas kita perlu me- reoreantasi garakan kita ditingkat regional dan lokalitas kita hari ini, pekerjaan rumah kita terlalu banyak untuk umur biologis yang dimiliki kader hari ini; mulai dari proses dialektika kebijakan dengan realitas internal-eksternal, up grade kualitas personal dan struktur, responsibilitas sosial yang tentunya sesuai dengan garapan PII, serta penyiapan lapis. Beberapa tatapan diatas berharap akan menghilangkan pretensi terhadap kinerja setiap kader distuktural karena ruang waktu sangat sempit untuk waktu dialogis sehingga sangat mungkin ada langkah solutipfyang mengamini sebuah dinamika organisasi, dan dalam kondisi ini kalau boleh mengutip katanya Ruslan Ismail Mage ‘hari ini kita butuh kedewasaan intelektual bukan kesombongan intelektual’ bahwa para digma intelektual yang membungkus pikiran kita digunakan untuk hal-hal yang produktif dalam kerangka pragmatisme. Salah satu langkah solutif untuk realitas internal hari ini adalah refungsionalisasi setiap pos penting di struktur.

Karena kita adalah kelompok sosial masyarakat yang memegang peranan penting dalam mengemban amanah kesejahteraan untuk melakukan perubahan dalam membangun dan menata peradaban dan kita adalah subyek peradaban. Karena kita (kader) adalah merupakan generasi penerus bangsa dan lahir dan tumbuh berkembang dalam lingkungan kaum terpelajar dan terdidik, lingkungan yang kondusif dan ilmiah maka dengan kedewasaan berstruktur dan latar belakang intelektual kita akan menatap PII sebagai bagian yang utuh dengan konsepsi kaderisasinya, latar belakang historisnya, bentukan karakter kadernya, dan cita-cita peradaban yang mau dibangun.
Wallahu ‘alam

[1] Ketua PK PPQ 2003, KaBid Kaderisasi PD PII Serge 04/05, Ketum PD PII Serge 05/06

Minggu, 24 Mei 2009

KFC 'Halal' Jadi Perdebatan di Inggris

sumber: www.eramuslim.com

Jaringan makanan cepat saji KFC (Kentucky Fried Chicken) telah mencoba menyediakan menu daging ayam Halal di beberapa restoran tertentu mereka (http://www.eramuslim.com/berita/dunia/kfc-membuka-outlet-halal-nya-di-inggris.htm), namun
beberapa umat Islam Inggris mengatakan bahwa ayam potong yang disediakan oleh KFC dipotong tidak sesuai dengan hukum Islam. Catrin Nye salah seorang Muslim mempertanyakan ke Halalan daging ayam tersebut.


Saat ini jaringan makanan cepat saji KFC telah mencoba menyediakan daging ayam Halal di delapan restoran mereka - berarti ayam tersebut telah dipotong sesuai dengan aturan hukum Islam. Namun usaha untuk mencoba menyediakan menu daging ayam halal malah menyulut berbagai kontroversi atas daging halal tersebut, di beberapa restoran - umat Islam memboikot karena mereka mengatakan bahwa ayam dipotong belum sesuai dengan cara Islam yang benar.


Permasalah yang timbul dari kontroversi tersebut adalah apakah daging ayam Halal dipotong dengan menggunakan mesin?


Secara tradisional, daging Halal adalah di potong dengan tangan secara langsung dan dengan menyebut nama Allah oleh pemotongnya. Namun ada yang mengatakan Islam menerima pemotongan hewan dengan menggunakan mesin.


Dalam Islam, Halal adalah gambaran dari suatu makanan dan minuman yang di bolehkan untuk dikonsumsi di bawah hukum Islam yang telah ditetapkan di dalam Al-Quran dan Sunnah. Menilai suatu produk makanan Halal atau tidak hanya dapat dilakukan oleh seorang ulama/pakar yang ahli dalam hukum-hukum Islam.


Saat ini ada dua organisasi yang mengatur Kehalalan dari industri makanan di Inggris. Halal Food Authority (HFA) mengatakan memotong hewan dengan menggunakan mesin tidak ada masalah, sepanjang dalam pemotongan tersebut disebut nama Allah. Mereka berargumentasi bahwa kemajuan teknologi juga dapat merubah metode termasuk dalam hal memotong hewan selama pada saat pemotongan massal tersbut disebut nama Allah.


Tetapi Halal Monitoring Committee (HMC) mengatakan bahwa penyembelihan hewan harus menggunakan tangan secara langsung dan itu berarti hewan yang di sembelih menggunakan mesin tidak halal menurut mereka. Alasannnya bahwa mekanisasi (menggunakan mesin) dalam pemotongan hewan kontradiksi dari prinsip dasar dari daging Halal - karena orang yang menyembelih hewan haruslah orang yang sama dengan yang membacakan nama Allah pada saat menyembelih.


"Makanan Halal adalah sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim dan banyak umat Islam tidak mengetahui makanan yang mereka makan sudah Halal atau belum dan sertifikasi Halal salah satu cara untuk mengetahuinya," kata Yusuf Dudhwala ketua dari HMC.


KFC mengatakan bahwa mereka mengikuti arahan yang diberikan oleh penasehat yang kompeten.


"Kami bekerja sama dengan Halal Food Authority (HFA) - salah satu lembaga yang telah diakui di Inggris dan luar negeri, serta telah di audit dan disetujui oleh supplier daging halal kami," kata seorang juru bicara perusahaan. Perdebatan dan kontroversi mengakibatkan adanya seruan supaya hanya ada satu badan atau lembaga yang mengatur persoalan makanan Halal di Inggris yang memiliki pedoman jelas mengenai bagaimana cara menyembelih hewan secara Islam.


"Tanggung jawab tidak pada individu untuk mengenali setiap item makanan yang mereka makan, jika penjual mengatakan bahwa makanan tersebut Halal - hal itu sudah cukup," kata Ajmal Masroor salah seorang Imam dan juru bicara untuk Islamic Society of Britain.(fq/bbc)


Senin, 18 Mei 2009

Ada yang Tertarik Jadi Ahli Statistik? (Ikatan Dinas)


Jumat, 15 Mei 2009 11:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) kembali membuka kesempatan bagi siswa-siswi terbaik lulusan SMA yang bermotivasi tinggi untuk dididik menjadi ahli statistik. Pendaftaran baru dibuka pertengahan bulan depan untuk menyeleksi 300 mahasiswa tahun ajaran 2009/2010.

Dikelola oleh Badan Pusat Statistik (BPS), STIS merupakan perguruan tinggi kedinasan program D-IV. Visi dan misinya adalah menjadi lembaga pendidikan tinggi kedinasan yang berfungsi mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan di bidang statistik dan komputasi statistik dengan mendidik siswa-siswi sebagai kader yang memiliki kemampuan akademik dan profesional.

Di tempat ini, para mahasiswa bisa mengambil peminatan atau jurusan yang terdiri dari Statistika (Ekonomi dan Sosial Kependudukan) dan Komputasi Statistik. "Di jurusan Statistika para mahasiswa dididik menjadi tenaga ahli statistik ekonomi dan statistik sosial kependudukan, sedangkan di jurusan Komputasi Statistik mereka dipersiapkan sebagai tenaga-tenaga ahli komputasi statistik dan sistem informasi," ujar Rifa Rufiadi Msi, Kepala Bagian Administrasi STIS.

Sebagai pendukung mutu pembelajaran, kurikulum pendidikan di STIS dirancang sesuai perkembangan ilmu ekonomi, kependudukan, sosial, manajemen dan teknologi informasi. Proses dan metode pembelajarannya ditekankan pada pengembangan keterampilan di bidang statistik dan komputasi statistik, yang diasuh oleh para pengajar lulusan perguruan tinggi dalam dan luar negeri dengan jenjang S2 dan S3.

Dengan demikian, lulusan-lulusan STIS diharapkan mampu menjadi tenaga ahli yang mumpuni dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian, membuat berbagai analisis di bidang sosial-ekonomi, serta merencanakan dan mengembangkan sistem informasinya.

Syarat dan Ketentuan
Tahun lalu, menurut Rifa, jumlah lulusan SMA/Sederajat yang mengikuti seleksi mencapai 12.000 siswa/siswi untuk memperebutkan 300 kursi. "Tahun diperkirakan bisa lebih dari itu, mungkin mencapai tiga belas ribu untuk sekitar 300 kursi," ujar Rifa.

Sebagai syarat utamanya, selain siswa/siswi harus lulusan SMA/Sederajat dari jurusan IPA, nilai mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris pada rapor kelas XII semester I dan II pun harus mencapai angka 7, 0. Pendaftaran mengikuti seleksi tahun ajaran 2009/2010 ini dikenakan biaya sebesar Rp225.000.

Selama kuliah nanti, para mahasiswa akan mendapatkan tunjangan ikatan dinas sesuai aturan pemerintah yang berlaku. Setelah lulus nanti, para mahasiswa mendapat gelar Sarjana Sains Terapan (S.S.T.).

Selain gelar, mahasiswa juga langsung diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) golongan III A - BPS. Mereka akan ditempatkan di lingkungan BPS di seluruh Indonesia sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota untuk melakukan berbagai kegiatan survey statistik di lapangan.

Tertarik dan punya motivasi tinggi?
Pendaftaran seleksi STIS tahun ini mulai dibuka pada 15 Juni 2009 mendatang. Pendaftaran ditutup pada 17 Juli untuk pendaftar di wilayah Jakarta dan 10 Juli untuk pendaftar dari daerah. Lebih jelasnya, syarat pendaftaran, cara pendaftaran, serta tahapan seleksi bisa dilihat di download brosur PMB 2009 (310KB) atau menghubungi Kampus STIS Jakarta di telepon (021) 8191437/8508812.

Senin, 16 Februari 2009

Do'a Dikala Ragu Akan Dirinya

oleh: Sri~Haryati

Ya Allah...
Seandainya telah Engkau catatkan
dia akan mejadi teman menapaki hidup
Satukanlah hatinya dengan hatiku

Titipkanlah kebahagiaan diantara kami
Agar kemesraan itu abadi
Dan ya Allah... ya Tuhanku yang Maha Mengasihi
Seiringkanlah kami melayari hidup ini
Ke tepian yang sejahtera dan abadi

Tetapi ya Allah...
Seandainya telah Engkau takdirkan...
...Dia bukan milikku
Bawalah ia jauh dari pandanganku
Luputkanlah ia dari ingatanku
Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku

Dan peliharalah aku dari kekecewaan
Serta ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti...
Berikanlah aku kekuatan
Melontar bayangannya jauh ke dada langit
Hilang bersama senja nan merah
Agarku bisa berbahagia walaupun tanpa bersama dengannya…

Dan ya Allah yang tercinta...
Gantikanlah yang telah hilang
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama dengan dirinya....

Ya Allah ya Tuhanku...
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik untukku
Karena Engkau Maha Mengetahui
Segala yang terbaik buat hambaMu ini

Ya Allah...
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku
Di dunia dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hambaMu yang daif ini

----------------------------------------
Jangan Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia ini maupun di akhirat
----------------------------------------

Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup
Ke jalan yang Engkau ridhai
Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh

Amin... Ya Rabbal 'Alamin


dikutip dari: http://tentang-pernikahan.com

Jumat, 13 Februari 2009

Kampanye Kotor (Black Campaign) Pemilu 2009

Oleh : Edi Pranoto

Dinamika kegiatan kampanye Pemilu Legislatif makin panas, pasca pembatalan Pasal 214UU 10/2008 yang mengatur tentang penetapan anggota legislatif terpilih. Sebelum pembatalan kewenangan penetapan setelah tidak ada yang mendapatkan Bilangan Pembagi Pemilih (BPP), maka partai punya kewenangan untuk menentukan berdasarkan nomor urut Calon Anggota Legislatif. Namun sekarang tidak bisa demikian, calonlah yang akan menentukan diri sendiri untuk dapat menjadi anggota legislatif atau tidak, karena hanya mereka yang mendapatkan suara terbanyak di partai yang memperoleh kursi yang akan duduk menjadi anggota legislatif.

Persaingan calon anggota legislatif tidak hanya terjadi antara calon dari partai yang berbeda, namun justru sekarang yang muncul adalah persaingan antar calon dalam partai yang sama. Kaitan dengan peran partai politik sekarang ini, partai hanya sekedar kendaraan politik bagi orang yang akan menjadi calon anggota legislatif. Tanpa ada peran yang dimiliki oleh partai tersebut, menyebabkan calon anggota legislatif dalam melaksanakan kampanye tanpa memperhatikan garis kebijakan partai, karena perjuangan yang mereka lakukan hanya untuk kepentingannya, yaitu mendapatkan suara sebanyak-banyaknya.

Dalam upaya mendapatkan dukungan sebanyak-banyaknya dari para pendukungnya, maka calon akan menggunakan segala daya dan upaya, bahkan kadang menghalalkan secara cara baik cara yang halal (diperbolehkan) maupun yang haram (yang dilarang).

Cara kampanye yang haram oleh orang awam sering disebut dengan istilah kampanye kotor/hitam (Black Campaign) yang mana calon anggota legislatif melakukan kampanye yang dapat merugikan calon lain dan/atau Peserta Pemilu lain dengan mengharapkan dirinya atau partainya mendapat keuntungan dari kampanye kotor tersebut. Kampanye kotor dilakukan untuk menjatuhkan calon sehingga calon tersebut menjadi tidak disenangi temannya, pendukungnya. Dengan begitu calon tersebut akan dikeluarkan dari partai sehingga karier politiknya habis alias tamat.

Biasanya kampanye kotor hanya didukung oleh fakta yang akurasi kebenarannya belum terbukti. Media yang dipakai untuk kampanye kotor, selain oral, juga bisa melalui selebaran, famlet, maupun sekarang melalui SMS. Sedangkan dalam UU Nomor 10/2008 kampanye kotor tersebut dilarang sebagaimana tersebut dalam Pasal 84 ayat (1) huruf c, yaitu menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan calon dan/atau Peserta Pemilu yang lain.

Untuk itu, yang harus diperhatikan oleh calon anggota lagislatif dalam melaksanakan kampanye ada beberapa regulasi yang harus diperhatikan dan ditaati agar kampanye yang dilakukan tidak termasuk kategori kampanye kotor.

Regulasi tersebut khususnya Pasal 84 ayat (1) UU Nomor 10/2008 disebutkan:

Pelaksana, peserta, dan petugas kampanye dilarang:
a). mempersoalkan dasar Negara Panasila, Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b). melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c). menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon dan/atau Peserta Pemilu yang lain;
d). menghasut dan mengadu domba perseorangan ataupun masyarakat;
e) mengganggu ketertiban umum;
f). mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota masyarakat, dan/atau Peserta Pemilu yang lain;
g). merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye Peserta Pemilu;
h). menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan;
i). membawa atau menggunakan tanda gambar dan/atau atribut lain selain dari tanda gambar dan/atau aribut Peserta Pemilu yang bersangkutan;
j). menjanjikan atau memberi uang/materi lainnya kepada peserta kampanye.

Lebih dipertegas lagi dalam Peraturan KPU Nomor 19/2008 tentang Kampanye, khususnya Pasal 10 ayat (2) disebutkan:

Penyampaian materi kampanye dilakukan dengan cara:
a) sopan, yaitu menggunakan bahasa atau kalimat yang santun dan pantas ditampilkan kepada umum;
b). tertib, yaitu tidak mengganggu kepentingan umum;
c). mendidik, yaitu memberikan informasi yang bermanfaat dan mencerahkan pemilih;
d). bijak dan beradab, yaitu tidak menyerang pribadi, kelompok, golongan atau Peserta Pemilu lain.

Sedangkan di Pasal 11 diatur tentang Pelaksana kampanye dalam menyusun materi dan melaksanakan kampanye Pemilihan Umum, harus:
a), menjunjung tinggi pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945;
b). menjaga dan meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama serta jati diri bangsa;
c). menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
d). meningkatkan kesadaran hukum;
e). memberikan informasi yang benar, seimbang, dan bertanggungjawab sebagai bagian dari pendidikan politik;
f). menjalin komunikasi politik yang sehat antara Peserta Pemilu dan/atau calon anggota DPR, DPD, dan DPRD dengan masyarakat sebagai bagian dari membangun budaya politik Indonesia yang demokratis dan bermartabat.

Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 84 ayat (1) huruf c termasuk tindak pidana Pemilu, sebagaimana diatur dalam Pasal 270 UU Nomor 10/2008 yang menyebutkan, bahwa "Setiap orang dengan sengaja melanggar larangan pelaksanaan kampanye pemilu sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 84 ayat (1) huruf a, b, c, d, e, f, g, h atau i dipidana penjara 6-24 bulan dan denda Rp. 6.000.000 (enam juta rupiah)-Rp. 24.000.000 (dua puluh juta rupiah)."

Agar tidak terkena ketentuan pidana di atas, maka sebaiknya calon dalam melakukan kampanye tidak melakukan kampanye kotor, dengan begitu akan memberikan pendidikan politik yang baik dan benar bagi pendukungnya."

Selamat berjuang untuk mendapat dukungan pada Pemilu tanggal 9 April 2009!

dikutip dari: [www.kabarindonesia.com]

Minggu, 08 Februari 2009

Pendiri PII Anton Timur Djaelani Wafat

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, pendiri organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) Prof. Anton Timur Djaelani MA, mantan Dirjen Binbaga Islam Departemen Agama meninggal dunia pada usia 86 tahun, Sabtu (7/2), pukul 11 WIB, di kediamannya Jl. Kramat VII Nomor 9, Jakarta Pusat.

Semoga amal ibadahnya diterima si sisiNya, semoga segala perjuangannya bernilai ibadah dan berikanlah kami kemampuan untuk melanjutkannya, semoga segala kesalahanya dibersihkan dari segala kesalahan, sebagaimana dibersihkannya baju yang putih dari kotoran,

Jenazahnya semula akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Singaparna, Tasikmalaya.Namun atas permintaan Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni dan Wakil Ketua MPR AM Fatwa yang hadir melayat.di kediaman kepada istri almarhum, Ny. Tejaningsih, akhirnya disepakati jenazah akan dimakamkan di komplek UIN Syarif Hidayatullah Ciputat pada hari Ahad, pukul 12.00.

Tampak hadir takziyah Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil, Menteri Kehutanan MS Ka`ban, Kabalitbang Depag Atho Mudzhar dan Kapus Pinmas Masyhuri AM, serta sejumlah kerabat dan kader PII dan HMI.

Anton Timur Jaelani lahir di Kauman, Purworejo (Jawa Tengah) pada 27 Desember 1922 dari pasangan R Moh Jaelani dan Siti Fatimah. Almarhum meninggalkan istri Ny Tejaningsih. Almarhum pada tahun 1950-an menjadi guru di sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) dan Sekolah Persiapan IAIN (SPIAIN).

Tahun 1956 meneruskan studi di Mc Gill University Kanada. Sebagai pengajar pascasarjana di IAIN (kini UIN) Jakarta, almarhum juga aktif di berbagai kampus, yakni Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Universitas Juanda Bogor, dan Ketua STAI Thawalib Jakarta.

Selain itu juga pernah menjadi delegasi Indonesia pada World Conference on Religion and Peace di New Delhi (1981), Seoul (1986), Kathmandu (1990) dan Roma (1994). Almarhum mendapat julukan sebagai Architect of Indonesian Dialogue

Sumber: http://www.depag.go.id, http://www.pelajar-islam.or.id

Kamis, 22 Januari 2009

Kesucian yang Terluka

dikutip dari: EraMuslim

:untuk Palestina

Apakah disebut suci,
bila ia telah dijajah dan dijarah?
bila hak tidak lagi tegak?
bila hidup kian meredup?
bila tangis dan darah tlah lebur menjadi tanah
merah.


Apakah itu kesucian,
bila disana tiada yang bernama keadilan?

bila
kaktus bahkan tak sanggup berduri?
bila
angin gurun bahkan tidak sanggup bertiup
kalah dengan deru pesawat
dan gemuruh bombardir rudal.

Apakah kesucian masih berharga,
bila jeritan tak lagi didengarkan?
bila raungan anak kecil tak lagi dihiraukan?
bila kemanusiaan tidak lebih berharga daripada
selintas nafsu kebinatangan.

Masihkah ada kehormatan di Tanah Suci Palestina?
Tanah Suci yang tercabik – cabik kemuliaannya,
tanah para nabi yang terluka.

Masihkah ada Palestina?
di hati kita?

Aku bahkan tak bisa berbuat apa – apa

Kehangatan itu memercik
memantik,
mencipta serupa nuansa cinta.

Cinta itu berpendar
memencar,
merangkai selaksa do’a untuk Palestina.

Aku bahkan
tak kuasa untuk sekedar menuliskan
bait – bait kesenduan
tentangmu.

Aku bahkan
tak mampu untuk sekedar menggoreskan
puisi penuh kasih
bagimu.

Aku bahkan
tak berdaya untuk sekedar menguntai
bait – bait do’a
untukmu.
Al Hida, 12 Januari 2009