Selasa, 30 Oktober 2007

Jangan Tidur Setelah Shalat Subuh


Selesai makan malam, sambil menikmati istirahat bersama keluarga di rumah, kubuka e-mail inbox. Seorang teman, anggota mail list mengirim e-mail dengan lampiran slide Power Point. Kubuka slide halaman pertama. Judulnya "Keutamaan Sholat Subuh Berjama’ah di Masjid". Terdapat penjelasan di bawahnya, disarikan dari buku "Misteri Sholat Subuh" karya DR. Raghib As-Sirjani. Kelihatannya sangat menarik dan bermanfaat. Segera ku-copy untuk dimasukkan dalam folder ibadah dari file-ku. Sehingga bisa dibaca dengan lebih seksama.

Sholat subuh merupakan ibadah yang bagi sebagian orang terasa berat untuk dilakukan di awal waktu. Mereka terbuai oleh nikmatnya tidur. Rutinitas kehidupan kita berupa siklus kantuk, tidur, bangun, dan beraktivitas merupakan karunia nikmat Allah SWT. Suatu sunatullah yang telah dilekatkan pada penciptaan manusia. "Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat. " (QS An-Naba' [78]: 9). Adzan untuk panggilan sholat Subuh agak berbeda. Ada tambahan ucapan ashsholatu khoirumminan naum sebanyak dua kali yang artinya sholat lebih baik daripada tidur. Beberapa masjid mengumandangkan adzan Subuh dua kali. Adzan pertama sebagai tanda fajr-kadzib sedangkan adzan kedua adalah tanda telah sampainya saat fajr-shodiq. Fajr-shodiq merupakan waktu Subuh yang sebenarnya.

Fajr-kadzib masuk dalam periode sepertiga malam terakhir yang sangat istimewa. Dalam hadis Qudsi, Allah SWT berfirman, bahwa pada saat sepertiga malam terakhir bagi siapa yang bermunajat kepada-Nya akan dipenuhi; yang memohon ampun akan diampuni, yang berdoa akan dikabulkan. Setelah mendengar adzan fajr-kadzib, seyogyanya kita segera bangun tidur, untuk melakukan qiyamul lail, sholat tahajud. Allah SWT menjanjikan kedudukan yang terpuji bagi mereka yang mendirikan sholat tahajud (QS Al-Israa' [17]: 79). Rasulullah SAW mengajarkan doa bangun tidur:"Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan kepada-Nya kami akan kembali. " (HR Bukhari).

Perlu usaha agar kita bisa bangun di akhir malam. Jika sudah terbiasa, akan mudah dan ringan untuk dilaksanakan. Caranya dengan tidur malam di awal waktu dan makan malam secukupnya saja. Di samping itu, menjelang tidur malam kita niatkan akan mendirikan shalat tahajud semata-mata mencari keridhoan-Nya. Tidak lupa berdo’a sebelum tidur yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW: "Dengan menyebut nama-Mu wahai Allah, aku hidup dan dengan menyebut nama-Mu aku mati. " (HR Bukhari dan Muslim).

Doa di atas dengan izin Allah SWT akan menjadikan kita selalu dalam penjagaan-Nya dan ingat akan kematian. Kematian bisa datang kapan saja. Mungkin besok, mungkin lusa, atau mungkin pada saat sedang menikmati tidur. Umur kita dan bagaimana kita mati adalah rahasia-Nya. Kita harus selalu siap siaga setiap saat agar saat maut menjemput, dalam keadaan husnul khatimah.

Kubuka slide Power Point tentang keutamaan sholat Subuh berjama’ah di masjid. Beberapa sabda Rasulullah SAW didalamnya, memberikan motivasi untuk senantiasa mendirikan sholat Subuh berjama’ah di masjid. Salah satu di antaranya: " Berikanlah kabar gembira bahwa barangsiapa yang sering berjalan dalam kegelapan menuju masjid akan mendapatkan cahaya yang sangat terang di hari kiamat " (HR Abu Dawud, Tirmidzi & Ibnu Majah). Yang dimaksud dengan berjalan dalam kegelapan menuju masjid adalah pergi ke masjid untuk sholat Isya’ dan sholat Subuh secara berjama’ah.

Waktu Subuh hingga matahari terbit adalah waktu yang penuh barokah yang seharusnya kita manfaatkan dengan optimal. Rasulullah SAW memberikan contoh dengan tidak pernah tidur lagi usai mendirikan sholat Subuh di masjid. Berdzikir, tilawah dan tadabbur Al-Qur’an adalah amalan yang bisa dilakukan ba’da sholat Subuh hingga terbit matahari. Banyak dzikir ma’tsurat diajarkan oleh beliau yang bisa diamalkan.

Jika sholat Subuh kita lakukan di masjid secara rutin dan setelahnya tidak tidur. Namun, diikuti dengan amalan di atas hingga matahari terbit, akan banyak keberkahan yang didapatkan. Setelah matahari sepenggalah naik, bisa dilanjutkan dengan sholat dhuha. Semuanya merupakan bekal ruhiyah yang akan memberikan spirit dalam melakukan kegiatan sehari-hari untuk meraih ridho Allah SWT. Kegiatan sebagai pelajar atau mahasiswa, kegiatan berbagai profesi atau keahlian, maupun kegiatan para pensiunan atau purnawirawan dalam mengisi waktu luang yang memberikan manfaat.

Bontang, 10 Syawal 1428 H/ 22 Oktober 2007
dikutip dari [PB PII]

Senin, 29 Oktober 2007

Membuat Read More (Baca Selengkapnya) dalam Blogspot

ditulis oleh: aswar

Bekerja dengan blog atau memiliki blog memmang menyenangkan. selain GRATIS tempalte_x juga mudah. Tidak perlu membuat disain template secara manual. salah satu keguanaan dari blogger adalah kita dapat mempublikasikan tulisan, ide2, kreatifitas dsb (dan sebagainya). mengedit dan mempercantik blog menjadi kepuasan tersendiri bagi si pemilik blog.

Namun jika posting/tulisan-nya cukup panjang hingga melebihi area kerja komputer akan mengganggu keindahan blog itu sendiri. Coba bayangkan jika 10 tulisan yang dibuat dengan volume masing-2 sekitar seribu karakter atau katakanlah 5 paragraf. Maka halaman utama Blog akan sangat panjang. Hal ini tentunya telah dipikirkan sang pembuat Blogger dan telah memberikan fasilitas untuk menambahkan abstraksi atau pemenggalan entri di blogger atau di kenal dengan istilah read more/baca selengkapnya.
Penulis memberikan sedikit penjelasan mengenai penggunaan fasilitas ini namun untuk jelasnya bisa di akses di [blogger.help]. perlu diketahui bahwa yang akan kami jelaskan hanya berlaku untuk blogger versi beta dengan asumsi; umumnya orang memakai versi ini ketimbang versi klasik. Silahkan ikuti tahapan berikut:

(1) Silahkan login di blogger anda!
(2) Klik tab template/layout kemudian klik Edit HTML dan centang Expand widget templates.
(3) Cari kata "post-header-line" lalu tambahkan kode berikut (yang berwarna merah) :

<div class='post-header-line-1'/>

<div class='post-body'>

<b:if cond='data:blog.pageType == "item"'>
<style>.fullpost{display:inline;}</style>
<p><data:post.body/></p>
<b:else/>
<style>.fullpost{display:none;}</style>


<p><data:post.body/></p>

<a expr:href='data:post.url'>Read More..</a>
</b:if>


<div style='clear: both;'/> <!-- clear for photos floats -->
</div>

setelah itu klik simpan template/save template

perhatikan pada kata "read more" di atas!! kata inilah yang ditampilkan pada setiap posting anda dengan link/hubungan pada tulisan utuhnya. anda boleh mengganti dengan "baca selengkapnya" atau "selengkapnya" atau dll (dan lain-lain)

Sampai di sini anda sudah dapat melakukan posting dan setiap posting anda harus menambahkan <span class="fullpost"> </span>

Contoh penggunaan:
pastikan jendela posting anda berada pada jendela edit html

Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi. <span class="fullpost"> Kenikmatan itu adalah Surga. Di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas dan perak, istana yang megah dengan dihiasi beragam permata, dan berbagai macam kenikmatan lainnya yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di hati. </span>

maka yang akan tampil pada halaman utama adalah:

Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi.
Read More..


NAMUN untuk memudahkan setiap posting anda. Anda tidak perlu menghafal kode itu. ikuti langkah berikut:

(1) Masih di dashboard, klik Settings/pengaturan, lalu klik Formatting/Format dan perhatikan bagian paling bawah yang menunjukkan "Post Template", lalu isikan kode berikut.

<span class="fullpost">

</span>

simpan/save dan anda dapat memulai posting dengan mudah. setiap membuka posting baru akan tampil gambar berikut:










Anda tinggal menyesuaikan kode itu sesuai keinginan anda, paragraf mana yang ingin di penggal.

SELAMAT MENCOBA!!!!

ANDA PERLU BERHATI-HATI DALAM PEMBERIAN WARNA PADA TEKS KARENA PEMBERIAN WARNA MENGGUNAKAN KODE <span ...> </span>

Jumat, 26 Oktober 2007

Televisi, Matikan atau Benda Itu Jadi Monstermu [2]

Oleh : Djoko Moernantyo

Televisi, buruk untuk perkembangan anak.
Penelitian yang melibatkan anak-anak dari Kanada, Australia, Amerika dan Indonesia dalam hal menonton televisi mendapatkan hasil menarik. Percaya atau tidak, anak Indonesia adalah penonton televisi terlama, disusul Amerika, Australia dan paling rendah Kanada. “Bagaimana tidak, kita bangun tidur langsung menonton televisi, mau tidur disempatkan menonton televisi lagi. Jangan-jangan, tidur saja masih peluk televisi,” canda Dr. Hardiono.

"Percaya atau tidak, anak Indonesia adalah penonton televisi terlama, disusul Amerika, Australia dan paling rendah Kanada."

Penelitian lain yang dilakukan Liebert dan Baron dari Inggris, menunjukkan hasil bahwa anak yang menonton program televisi yang menampilkan adegan kekerasan memiliki keinginan lebih untuk berbuat kekerasan terhadap anak lain dibandingkan dengan anak yang menonton program netral [tidak mengandung unsur kekerasan]. Efek jangka panjang soal kekerasan ini juga dipaparkan oleh Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, seorang Psikolog dari Universitas Indonesia. Menurut psikolog yang sering meneliti soal perilaku kekerasan ini, semakin sering anak menonton program TV dengan muatan kekerasan maka akan semakin tinggi kecenderungan menjadi agresif saat beranjak dewasa.

“Simpelnya begini, anak-anak yang menonton program mengandung kekerasan selama 1-3 jam/hari menunjukkan perilaku agresif 3 kali lebih banyak dibandingkan anak-anak yang menonton program sejenis kurang dari 1 jam/hari."

Tayangan televisi yang mengandung kekerasan dapat meningkatkan pikiran-pikiran mengenai permusuhan pada anak dan mengurangi kecenderungan anak untuk membantu orang lain.

Pendapat serupa dengan Sarlito pernah dilontarkan oleh Professor L. Rowell Huesmann, dari University of Michigan, yang meneliti pengaruh kekerasan pada media televisi terhadap perubahan perilaku. “Efek yang ditimbulkan mungkin tidak langung, tapi akan muncul ketika si anak mulai dewasa kelak.” Pendapat ini diamini oleh Professor Jonathan Freedman dari University of Toronto Kanada, “Ilmu pengetahuan membuktikan, tayangan kekerasan itu ikut membantu melahirkan generasi pelaku kekerasan juga.”

Andrea Martinez di Universitas Ottawa Kanada pernah melakukan review komprehensif tentang ilmu kesusastraan untuk Komisi Radio-Televisi dan Telekomunikasi Kanada di tahun 1994. Dia menyimpulkan bahwa kurangnya kesepakatan bersama tentang efek media menimbulkan tiga area `tidak jelas` atau ketidakleluasaan dari penelitian itu sendiri.

Pertama, kekejaman di media sangat sulit untuk didefinisikan dan diukur. Beberapa ahli yang mengikuti `violence` atau kekejaman yang disiarkan dalam program televisi, seperti George Gerbner dari Universitas Temple, mendefinisikan tindakan kejam atau `violence act` [atau ancaman] dari melukai atau membunuh seseorang, tergantung dari metode yang digunakan secara sendiri-sendiri atau dari konteks keadaan sekitar film tersebut. Dengan demikian, Gerber memasukkan data `violence` pada film kartun. Tetapi yang lain, seperti seorang profesor dari Universitas Laval, Guy Paquette dan Jacques de GUise, secara spesifik tidak mengikutsertakan kekejaman film kartun dari penelitian mereka karena sifatnya yang komedi dan menampilkan hal-hal yang tidak realistik.

Kedua, para peneliti tidak setuju dengan tipe hubungan dari data pendukung. Beberapa memperdebatkan bahwa keberadaan kekejaman di media menyebabkan agresi pada seseorang. Yang lain mengatakan kalau hal ini berhubungan, tetapi tidak ada hubungan penyebab [hubungan akan keduanya, terjadinya agresi bisa disebabkan oleh faktor ketiga] dan yang lain mengatakan bahwa data tersebut mendukung kesimpulan bahwa tidak ada hubungan sama sekali diantara keduanya [kekejaman televisi dan agresi seseorang].

Ketiga, bahkan mereka yang setuju bahwa ada sebuah hubungan antara kekejaman yang ada di media dan agresi, tidak setuju bagaimana yang satu mempengaruhi yang lain [kekejaman di televisi mempengaruhi tindakan seseorang]. Beberapa orang mengatakan bahwa mekanisme terjadinya hal itu berdasarkan psikologi, bermula dari bagaimana kita mempelajari sesuatu. Contohnya, Huesmann mendebatkan bagaimana anak-anak mengembangkan sifat kognitif, yang menuntun tindakan mereka dengan meniru gaya pahlawan dalam televisi. Saat mereka menonton tayangan yang mengandung kekejaman, anak-anak belajar untuk memikirkan dalam hati bagaimana penggunaan kekejaman sebagai metode yang cocok untuk menyelesaikan masalah.

Kembali pada riset soal dampak televisi, dari penelitian terhadap 260 anak-anak Sekolah Dasar [SD] yang ada di Jakarta, Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia [YKAI] membuktikan bahwa televisi ternyata medium yang banyak ditonton dengan alasan paling menghibur. Kenyataan ini menunjukkan bahwa televisi menjadikan media yang benar-benar diidolakan oleh anak-anak. Anak-anak lebih bersifat pasif dalam berinteraksi dengan televisi, bahkan seringkali mereka terhanyut dalam dramatisasi terhadap tayangan yang ada di televisi.

Hal lain yang merupakan imbas dari “terpantek” menonton televisi pada anak-anak adalah munculnya gejala obesitas [kegemukan]. Dr. Endang Darmoutomo, MS, SpGK, Spesialis Gizi Klinik dari RS Siloam Gleneagles Karawaci Banten, mengatakan kecenderungan menonton telvisi terlalu lama akan meningkatkan angka obesitas pada anak-anak. Satu jam nonton televisi misalnya, akan meningkatkan obesitas sebesar 2%. “Pasalnya selama menonton, anak lebih banyak ngemil dan tak melakukan aktivitas olah tubuh,” sambung Dr. Endang, saat menjadi pembicara dari sudut pandang gizi.

Hal yang sama berlaku bagi anak yang lebih suka bermain games atau komputer dibanding anak yang bermain-main di luar bersama teman-teman. "Saat nonton telvisi atau main game, terjadi ketidakseimbangan energi yang masuk dan yang digunakan," ujar Dr. Endang. Saat anak nonton televisi, kalori yang dibakar hanya 36 kkal/jam, padahal apa yang dia konsumsi jauh melebihi kalori yang digunakan. "Anak perlu aktif untuk bertumbuh," tandas Dr. Endang. Disarankannya, untuk memperbanyak aktivitas luar ruang untuk anak.


Daya Tiru yang Kuat untuk Anak-anak

Mengingat sangatlah sulit bagi orangtua untuk menjauhkan anak dari televisi, ada baiknya orangtua melakukan pendampingan anak ketika menonton dan memberi penjelasan yang sebenarnya daripada tiba-tiba mengomel ataupun memuji anak, hal pertama yang sebaiknya dilakukan adalah memberi pengertian dan mendampingi anak ketika menonton televisi. Jika anak bertanya jawablah pertanyaan tersebut dengan rinci dan sesuai dengan perkembangan anak.

Banyak hal yang belum diketahui oleh seorang anak, oleh karena itu kalau tidak ada yang memberi tahu ia akan mencari sendiri dengan mencoba-coba dan meniru dari orang dewasa. Apakah hasil percobaan maupun peniruannya benar atau salah, anak mungkin tidak tahu. Di sinilah tugas orangtua untuk selalu memberi pengertian kepada anak, secara konsisten. Kebingungan anak karena standar ganda yang diterapkan orangtua juga bisa teratasi kalau orangtua memberi penjelasan kepada anak.

Tidak ada artinya jika kita terus menerus menyalahkan media televisi sebagai biang kerok kerusakan moral dan kepribadian anak-anak. Karena media televisi sebagai media informasi dan hiburan akan terus hadir dengan segala kontroversinya di tengah-tengah kita. Mereka –televisi itu-- akan terus mempengaruhi mental, emosi, fisik dan perkembangan jiwa anak. Nah, peran orang tualah yang harus peka dan kritis terhadap tayangan-tayangan yang disajikan untuk anak-anaknya. Jangan sampai anak kita ingin menjadi “Krrish” yang bisa terbang, atau tiba-tiba memaki persis seperti di sinetron Indonesia. Pilihan Anda?

dikutip dari .:Kabar Indonesia:.

Televisi, Matikan atau Benda Itu Jadi Monstermu

Oleh : Djoko Moernantyo

Rajiv, sebut saja begitu, adalah seorang laki-laki berusia sekitar 8 tahun. Anak ini ditemukan tidak bernyawa, dengan kepala terluka setelah diketahui terjun dari apartemennya di lantai 9. Rajiv ingin meniru Krrish, tokoh superhero televisi di India yang digambarkan bisa terbang dan menyelamatkan bumi.

Kiko, seorang anak berumur 4 tahun tiba-tiba mengatakan “Mama tidak berguna!” Kalimat yang mungkin si anak sendiri tidak tahu maknanya. Usut punya usut, ternyata pengasuhnya [baby sitter] mengajaknya nonton sinetron di televisi. Si pengasuh ini tidak sadar, “kenikmatannya” menonton sinetron “direkam” dengan baik pada memori Kiko.

Apa yang terjadi? Kekuatan kotak elektronik bernama televisi itu ternyata begitu luar biasa merasuk dalam kehidupan kita, baik anda, saya, dan anak-anak kita. Televisi, si kotak ajaib yang keberadaanya sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari seringkali menimbulkan kecemasan bagi orangtua yang anaknya masih kecil. Cemas kalau anak jadi malas belajar karena kebanyakan nonton televisi, cemas kalau anak meniru kata-kata dan adegan-adegan tertentu, cemas mata anak jadi rusak [minus], dan cemas anak menjadi lebih agresif karena terpengaruh banyaknya adegan kekerasan di televisi.

Sayangnya, sampai saat ini, media televisi masih menjadi alternatif pilihan utama bagi penonton, karena media televisi sebagai media informasi dan hiburan yang hingga kini masih melahirkan pengaruh yang baik dan buruk bagi perkembangan psikologis dan perilaku pemirsanya, termasuk anak-anak.

Televisi sebagai media yang memiliki sifat audiovisual mampu menghadirkan kejadian, peristiwa, atau khayalan-khayalan semata seperti film laga dari luar negeri [import] yang banyak sekali mengandung unsur kekerasan, percintaan yang telah banyak menyimpang dari budaya kita, atau sinetron-sinetron remaja dalam negeri yang cenderung mengangkat tema kekerasan, sadisme, kebencian, permusuhan, percintaan, serta gaya hidup menengah ke atas serta mendukung hidup konsumtif dan hedonisme.

Belum lagi tayangan mancanegara seperti telenovela atau video klip yang juga mengandung unsur-unsur pornografi dan pornoaksi, sehingga anak-anak dibawah umurlah yang paling cepat terpengaruh oleh tayangan televisi dengan anggapan apa yang disiarkan televisi adalah sebuah kenyataan dan kebenaran.

Berbagai tulisan, kertas kerja, dan penelitian bahkan seminar-seminar, lokakarya, symposium yang ditulis dan dibicarakan oleh para pakar dan para ahli di bidangnya memperdebatkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh media televisi. Tudingan miring mengenai kebobrokan televisi sebenarnya sudah merebak sejak kelahirannya pada era tahun 1950.

Konsumen media televisi tidak hanya para kalangan orang tua, dewasa, remaja, tetapi juga dari kalangan anak-anak. Yang dikhawatirkan dari kalangan orang tua adalah anak-anak yang belum mampu membedakan mana yang baik dan buruk serta mana yang pantas dan tidak pantas, karena media televisi mempunyai daya tiru yang sangat kuat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.

Dr. Hardiono D. Pusponegoro SpA(K), spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta memaparkan, sebuah penelitian terhadap anak di bawah 3 tahun dan 3-5 tahun yang menonton televisi. Dalam penelitian itu, anak di bawah 3 tahun melihat layar kaca itu rata-rata 2 jam sehari dan anak 3 - 5 tahun rata-rata 3 jam sehari.

Setelah berusia 6-7 tahun dilakukan penilaian. Hasilnya, setiap jam melihat TV anak di bawah 3 tahun menunjukkan penurunan uji membaca, uji membaca komprehensif, dan penurunan memori. Sebaliknya, anak 3-5 tahun memiliki kemampuan mengenal dengan membaca baik. Artinya, anak di bawah 3 tahun lebih banyak menyebabkan efek buruk kecuali kemampuan mengenal dengan membaca.

"...setiap jam melihat TV anak di bawah 3 tahun menunjukkan penurunan uji membaca, uji membaca komprehensif, dan penurunan memori."

Menurut Hardiono, otak berfungsi merencanakan, mengorganisasi, dan mengurut perilaku untuk kontrol diri sendiri, konsentrasi, atau atensi. Otak juga berfungsi menentukan baik atau tidak. “Pusat di otak yang mengatur hal ini adalah korteks prefrontal yang berkembang selama masa anak dan remaja,” jelasnya di Jakarta.

“Menonton televisi saat masa anak dan remaja berdampak jangka panjang terhadap kegagalan akademis umur 26 tahun.”

Mengutip penelitian Hancox RJ. Association of Television Viewing During Childhood with Poor Educational Achievement Arch Pediatr Adolesc Med 2005, Hardiono menambahkan, “Menonton televisi saat masa anak dan remaja berdampak jangka panjang terhadap kegagalan akademis umur 26 tahun.” Dalam penjelasan Hardiono, hanya dari menonton televisi saja otak kehilangan kesempatan mendapat stimulasi dari kesempatan berpartisipasi aktif dalam hubungan sosial dengan orang lain, bermain kreatif dan memecahkan masalah.

Selain itu televisi bersifat satu arah, sehingga anak kehilangan kesempatan mengeksplorasi dunia tiga dimensi serta kehilangan peluang tahapan perkembangan yang baik. “Dalam riset yang saya baca ini, malah dianjurkan untuk anak di bawah usia 5 tahun, disarankan tidak usah menonton televisi sama sekali,” tegasnya. [bersambung]

dikutip dari .:kabar indonesia:.

Kamis, 11 Oktober 2007

Jika Buku Tamu Bermasalah...!

Pernah ada teman yang bertanya. Kok buku tamunya belum aktif? atau Knapa commentku ditolak? kok tertulis cookies deactived?

Dalam dunia internet, biasanya kita kenal istilah cookies (bukan kue). Dengan cookies: apabila Anda memasukkan Account ketika login, file cookies akan di simpan di harddisk Kamu. Apabila Anda ingin pergi ke halaman yang lain di dalam Account kamu, web server terus mengenali-mu berdasarkan cookies tadi.

Lalu apa gunanya cookies ada bagaimana kalau tidak ada? nah katakanlah anda telah login ke e-mail anda. Setiap kali kamu ingin membuka halaman lainnya, misalnya membaca isi e-mail maka jika cookies tidak disimpan dalam harddisk berarti kamu harus login lagi, wah repotkan. Apalagi bagi kamu-kamu yang senang dengan friendster. jika telah login pertama, berapapun jendela (window) yang kamu buka friendster tetap mengenali anda selama kamu belum logout. nah KALAU tidak ada cookies berarti anda harus login ketika ingin memberikan testi atau membaca profil orang lain atau setiap meng-edit friendster_mu... betul-betul repottt.

Tapi harus hati-hati jika kamu maen di warnet atau komputer umum. sebab jika kamu tidak logout walaupun jendela browser (internet explorer) telah ditutup, komputer akan menyimpan cookies. dan orang lain yang membuka webserver yang sama (mis: friendster) akan dikenali sebagai account-kamu dan si-dia bisa ngedit, kirim-kirim dan lain sebagainya selayaknya kamu. bahkan pun komputer telah dimatikan (kecuali beberapa websserver akan menghapus cookies jika conection putus demi keamanan pelanggan).

Jangan KHAWATIR bagi kamu yang pemalas, eh (^_^) sorry maksudku yang malas logout kamu bisa menghapus cookies tanpa harus menunggu logout (apalagi jika koneksi lambat)
->> tetap dalam jendela intenet explorer buka menu [tools]/[internet options..] n' klik trus terbuka:

kemudian klik tombol (button) [delete cookies..] kemudian ok.

Sebagai tambahan informasi file cookies tersimpan di [System C:/Documents and Settings/Administrator/Cookies] folder Administrator jika nama user Anda adalah Administrator.



Duh apa hub_nya dengan buku tamu???
nnah buku tamu tidak akan terisi jika masih ada account lain yang aktif so hapus cookies berdasarkan langkah di atas...OK??


SLAMAT MENCOBA kalau belum bisa berarti komputer tahu anda belum mandi...(^_^)

Selasa, 09 Oktober 2007

Keajaiban Lebah Madu

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia," kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An Nahl, 16:68-69)

Hampir semua orang tahu bahwa madu adalah sumber makanan penting bagi tubuh manusia, tetapi sedikit sekali manusia yang menyadari sifat-sifat luar biasa dari sang penghasilnya, yaitu lebah madu.

Sebagaimana kita ketahui, sumber makanan lebah adalah sari madu bunga (nektar), yang tidak dijumpai pada musim dingin. Oleh karena itulah, lebah mencampur nektar yang mereka kumpulkan pada musim panas dengan cairan khusus yang dikeluarkan tubuh mereka. Campuran ini menghasilkan zat bergizi yang baru -yaitu madu- dan menyimpannya untuk musim dingin mendatang.

Sungguh menarik untuk dicermati bahwa lebah menyimpan madu jauh lebih banyak dari yang sebenarnya mereka butuhkan. Pertanyaan pertama yang muncul pada benak kita adalah: mengapa lebah tidak menghentikan pembuatan dalam jumlah berlebih ini, yang tampaknya hanya membuang-buang waktu dan tenaga? Jawaban untuk pertanyaan ini tersembunyi dalam kata "wahyu [ilham]" yang telah diberikan kepada lebah, seperti disebutkan dalam ayat tadi.

Lebah menghasilkan madu bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan juga untuk manusia. Sebagaimana makhluk lain di alam, lebah juga mengabdikan diri untuk melayani manusia; sama seperti ayam yang bertelur setidaknya sebutir setiap hari kendatipun tidak membutuhkannya dan sapi yang menghasilkan susu jauh melebihi kebutuhan anak-anaknya.

PENGATURAN YANG LUAR BIASA DALAM SARANG LEBAH

Kehidupan lebah di sarang dan pembuatan madunya sangatlah menakjubkan. Tanpa membahas terlalu terperinci, marilah kita amati ciri-ciri utama "kehidupan masyarakat" lebah. Lebah harus melaksanakan banyak "tugas" dan mereka mengatur semua ini dengan pengaturan yang luar biasa.

Pengaturan kelembapan dan pertukaran udara: Kelembapan sarang, yang membuat madu memiliki tingkat keawetan yang tinggi, harus dijaga pada batas-batas tertentu. Pada kelembapan di atas atau di bawah batas ini, madu akan rusak serta kehilangan keawetan dan gizinya. Begitu juga, suhu sarang haruslah 35 derajat celcius selama sepuluh bulan pada tahun tersebut. Untuk menjaga suhu dan kelembapan sarang ini pada batas tertentu, ada kelompok khusus yang bertugas menjaga pertukaran udara.

Jika hari panas, terlihat lebah sedang mengatur pertukaran udara di dalam sarang. Jalan masuk sarang dipenuhi lebah. Sambil menempel pada kayu, mereka mengipasi sarang dengan sayap. Dalam sarang yang baku, udara yang masuk dari satu sisi terdorong keluar pada sisi yang lain. Lebah pengatur pertukaran udara yang lain bekerja di dalam sarang, mendorong udara ke semua sudut sarang.

Perangkat pertukaran udara ini juga bermanfaat melindungi sarang dari asap dan pencemaran udara.

Penataan kesehatan: Upaya lebah untuk menjaga mutu madu tidak terbatas hanya pada pengaturan kelembapan dan panas. Di dalam sarang terdapat jaringan pemeliharaan kesehatan yang sempurna untuk mengendalikan segala peristiwa yang mungkin menimbulkan berkembangnya bakteri. Tujuan utama penataan ini adalah menghilangkan zat-zat yang mungkin menimbulkan bakteri. Prinsipnya adalah mencegah zat-zat asing memasuki sarang. Untuk itu, dua penjaga selalu ditempatkan pada pintu sarang. Jika suatu zat asing atau serangga memasuki sarang walau sudah ada tindakan pencegahan ini, semua lebah bertindak untuk mengusirnya dari sarang.

Untuk benda asing yang lebih besar yang tidak dapat dibuang dari sarang, digunakan cara pertahanan lain. Lebah membalsam benda asing tersebut. Mereka menghasilkan suatu zat yang disebut "propolis" (yakni, getah lebah) untuk pembalsaman. Getah lebah ini dihasilkan dengan cara menambahkan cairan khusus yang mereka keluarkan dari tubuh kepada getah yang dikumpulkan dari pohon-pohon seperti pinus, hawwar, dan akasia. Getah lebah juga digunakan untuk menambal keretakan pada sarang. Setelah ditambalkan pada retakan, getah tersebut mengering ketika bereaksi dengan udara dan membentuk permukaan yang keras. Dengan demikian, sarang dapat bertahan dari ancaman luar. Lebah menggunakan zat ini hampir dalam semua pekerjaan mereka.

Sampai di sini, berbagai pertanyaan muncul dalam pikiran. Propolis mencegah bakteri apa pun hidup di dalamnya. Ini menjadikan propolis sebagai zat terbaik untuk pembalsaman. Bagaimana lebah mengetahui bahwa zat tersebutlah yang terbaik? Bagaimana lebah menghasilkan suatu zat, yang hanya bisa dibuat manusia dalam laboratorium dan menggunakan teknologi, serta dengan pemahaman ilmu kimia? Bagaimana mereka mengetahui bahwa serangga yang mati dapat menimbulkan tumbuhnya bakteri dan bahwa pembalsaman akan mencegah hal ini?

Sudah jelas lebah tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang ini, apalagi laboratorium. Lebah hanyalah seekor serangga yang panjangnya 1-2 cm dan ia melakukan ini semua dengan apa yang telah diilhamkan Tuhannya.

dikutip dari .:Harun Yahya:.

Sehat dengan Habbatussauda

Ilmu pengobatan dari Timur Tengah memang tidak sepopuler Cina. Namun, negara-negara Arab itu juga menyimpan potensi obat tradisional yang tidak kalah hebatnya dibandingkan dengan ilmu pengobatan Cina, di antaranya adalah habbatussauda. Bagi masyarakat Indonesia, nama habbatussauda masih terdengar asing. Saat ini, hanya kalangan terbatas yang familiar dengan habbatussauda, misalnya kalangan pesantren, kyai, atau kelompok pengajian.

Berbeda dengan di Indonesia, di kawasan Timur Tengah habbatussauda sudah sangat populer sebagai salah satu obat tradisional. Maklum saja, tanaman sejenis rumput ini banyak tubuh subur di sana. Ditambah lagi, habbatussauda termasuk salah satu obat yang dianjurkan Rasulullah SAW untuk digunakan, selain madu dan pengobatan dengan bekam (kop). Bahkan, menurut ustadz Ridwan salah satu nara sumber pada bedah buku "Sembuhkan Penyakit dengan Habbatussauda" di Islamic Book Fair 9 Maret 2006 lalu, Nabi Musa AS juga telah menggunakan habbastussauda sebagai sarana untuk menyembuhkan sakit gigi beliau.

Di Indonesia, habbatussauda populer dengan nama jinten hitam atau biji hitam (Nigella sativa L). Biji habbatussauda mengandung crystalline nigellon dan arganine, sebagai stabilisator sistem imunitas tubuh. Selain itu kandungan karotennya mampu melumpuhkan radikal bebas penyebab kanker. Kandungan senyawa-senyawa lain yang tepenting bagi kesehatan tubuh sangat komplet, antara lain 15 macam asam amino, protein, kalsium, sodium, potassium, magnesium, zat besi, omega 3 dan 6, vitamin A, B1, B2, C, E, dan niacin.

Dokter Rini Damayanti, nara sumber lain dalam bedah buku tersebut membenarkan bahwa habbatussauda memang memiliki khasiat secara medis. Menurut dokter yang sangat peduli pada dunia organik dan herbal ini, khasiat yang ada dalam habbatussauda bisa dijelaskan secara ilmiah menurut ilmu kedokeran modern.

Menurut Sufrida Yulianti, penulis buku Sembuhkan Penyakit dengan Habbatussauda, jenis tanaman jinten hitam yang ada di Timur Tengah dengan yang ada di Indonesia berbeda. Warna hitam pada biji jinten dari Indonesia tidak terlalu pekat, sedangkan yang dari Arab warna hitamnya sangat pekat. Ternyata tidak hanya sosoknya, khasiatnya pun berbeda. Jinten hitam asli Timur Tengah ternyata memiliki khasiat lebih baik daripada yang tumbuh di Indonesia sehingga untuk mengobati pasiennya, Sufrida lebih memilih menggunakan biji impor. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kondisi agroklimat Indonesia dan kawasan Timur Tengah yang berbeda.

Hj. Neno Warisman sebagai bintang tamu pada acara bedah buku tersebut menceritakan pengalamannya menggunakan habbatussauda sejak ia berusia 18 tahun. Salah satu manfaat yang dirasakannya adalah daya tahan dan stamina tubuhnya menjadi luar biasa kuat, terutama dalam menghadapi jadwal kegiatannya yang sangat padat. Tidak seperti saat ini, ketika kita dapat dengan mudah menjumpai aneka produk habbtaussauda. Dulu, menurut Neno, saya harus mendatangkan sendiri biji habbatussauda dan meramunya sendiri, sangat repot dan menyita waktu. Namun kini, produk habbatussauda sudah bisa diperoleh dalam bentuk kapsul, bahkan juga tersedia produk habbatussasuda untuk anak yang dicampur dengan madu. Dalam acara bedah buku tersebut juga hadir beberapa orang yang memberikan kesaksian setelah terbebas dari penyakitnya setelah mengonsumsi habbastussauda.

Dikutip dari AgroMedia Pustaka

Sabtu, 06 Oktober 2007

Menggagas "Learning by Writing"

Oleh : Rudi Erfanto Rais

04-Okt-2007, 08:03:20 WIB - [www.kabarindonesia.com]

KabarIndonesia - PII (Pelajar Islam Indonesia) Sulawesi Selatan menggagas sebuah training yang selama ini di kenal dengan Leadership Basic Training, sebagai upaya untuk memulai belajar menulis. Training selama enam hari itu di ikuti oleh SMU-SMU se-Sulawesi Selatan, diantaranya dari kabupaten Barru, Sinjai, Makassar. Sejak hari pertama para peserta yang berjumlah 60-an siswa itu sangat antusias, apalagi kegiatan itu diliput oleh koran fajar.

Menurut Aswar, ketua umum PII SulSel, kegiatan ini diarahkan untuk membentuk sikap mental kader yang muslim, cendekia dan berjiwa pemimpin, sehingga di bulan Ramadlan ini kami mengambil tema zero to hero, namun peserta tidak dilepas begitu saja, karena mereka akan diwadahi dalam suatu blog yang nantinya karya-karya mereka akan di online-kan. Konsepnya nanti kami akan membuat semacam learning by writing yang membuat para peserta terangsang untuk menuliskan pengalamannya, makanya kami wajibkan mereka untuk menulis diary setiap harinya.

Training yang diselenggarakan tanggal 24-30 September itu mendatangkan instruktur dari PII dan keluarga besarnya, untuk membuka wawasan media para peserta diajak wisata ke graha pena fajar, sekaligus audiensi dengan redaktur fajar.

Menurut Aswar, follow up dari kegiatan ini nantinya akan diarahkan ke pelatihan leadership tingkat lanjut sekaligus latihan menulis, sehingga para alumninya itu diwadahi dalam satu blog komunitas pembelajar.

Nurul, salah seorang peserta bercerita tentang kesan-kesannya mengikuti kegiatan ini, "Pokoknya training ini membawa perubahan buatku dan teman-teman, trims PII". Dan sejak kegiatan ini Nurul mulai gemar menulis pengalaman, kesan dan apapun yang melintas karena training mengajak untuk mulai belajar dan menuliskan apa yang mereka rasakan dan alami.

Kamis, 04 Oktober 2007

ANTARA LOYALITAS DAN MASA DEPAN PW PII SULSEL

oleh: Muhammad Aswar

Secercah harapan baru ketika Basic Training di Yayasan Perguruan Nasional Makassar 24-30 Sept 2007 dilaksanaan dengan sukses –dalam sudut pandang berbeda saya katakan masih perlu pembenahan. “Saya puas loh dengan Basic kali ini” kata salah seorang teman/instruktur. “Asyik, mantap abis pokoknya”. Ditambah lagi dalam seminggu itu dua kali di liput sama FAJAR, walaupun cuman di rubrik KEKER. Yang tak kalah hebohnya kekompakan, loyalitas dan semangat panitia memenej dirinya. Tanpa keluh kesah meladeni keperluan Training. Nama-nama yang dulunya jarang aktif (fadel, irfan, harli, juned, suhe, kiki, dll) justru sangat antusias bekerjasama dalam kepanitiaan. Tetap SPIRIT aja dech bagi teman-teman Pengurus Daerah… Kamu ujung tombak perjuangan kali ini.

Namun, kali ini saya tidak berceloteh tentang itu semua. Mengambil hikmah kejadian di atas. Kata loyalitas sangat mengganggu pikiran ku sebagai seorang top leader. Loyalitas. Loyalitas mungkin bisa diartikan kesediaan seseorang untuk melanggengkan hubungannya dengan organisasi, kalau perlu dengan mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan apapun. Tanpa mengharapkan apapun? Pengorbanan? Sangat sulit memang yach... mengharapkan ada kader yang seperti itu, tapi memang ada dan itu sudah ada.

Dalam aktifitas keseharian, loyalitas seseorang terhadap organisasi seringkali menjadi isu yang sangat penting. Saking pentingnya, PII sendiri sebagai organisasi dakwah yang berorientasi pada pendidikan dan kebudayaan membuat forum khusus untuk menggali itu, sebelum action kepengurusan berjalan -Training Centre Kepengurusan. Hal ini tentunya sangat berkaitan dengan jabatan(amanah) yang diemban oleh sang pengurus itu sendiri. Sayangnya meskipun hal ini sudah sangat umum namun tidak jarang kader (baca=pengurus) masih belum memahami arti loyalitas secara sungguh-sungguh atau mongkin paham tapi “lupa” atau dilupakan atau… apalah....dan lain sebagainya.

Dalam tulisan ini Aku (saya) kepengen menggambarkan bagaimana loyalitas dan komitmen seorang Pengurus atau kader PII_lah dalam mengemban amanahnya[1] sebagai seorang /Khalifah fil ard/Pelajar/Aktifis Dakwah/Kontrol Sosial yang menjadikan PII sebagai wadahnya (dalam catur bakti: “sebagai alat perjuangan”). Sebenarnya tulisan ini berawal dari kasus-kasus (baik kasus + maupun - ) yang terjadi pada Basic Training di SMA Nasional beberapa hari lalu.

Aku Bangga Disebut-Sebut Kader PII
Tentu saja percaya diri sebagai seorang kader PII dapat mempengaruhi kinerja kepengurusan. Entah percaya secara subtansi bahwa PII merupakan alat perjuangan (bisa nge-charge hati dll) atau dengan bangga bahwa PII merupakan organisasi besar yang telah ada sejak 1947 dengan Komisariat yang menjamur di hampir seluruh Propinsi di Indonesia. Bahkan sudah punya perwakilan di Luar Negeri.

Tanpa kepercayaan diri terhadap organisasi, sulit untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki. Bagaimana mungkin memperjuangkan sesuatu yang tidak kita banggakan, membela yang kita anggap salah, memuji yang dari kacamata kita jelek. mengatakan 'wahh' padahal 'elleh'.

Efek dari ini semua bisa terlihat dengan adanya ucapan-ucapan: “oh mohon maaf, saya punya kegiatan di luar”, maaf saya punya amanah lain di ini dan itu… Atau yang lebih parahnya lagi sampai-sampai meninggalkan mandat/tugas di PII karena urusan organisasi lain. Ada juga yang merasa telah menemukan jalannya di organisasi/forum lain (semoga hati kita masih tetap dalam bingkai Iman dan Islam).

Semua itu tentunya karena kepercayaan diri terhadap PII telah hilang.

Antara Militansi dan Ta’asub
"Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (Hud : 112)

Kata militansi tentunya tak asing di telinga kita. Bahkan mungkin untuk beberapa kalangan memandang sinis kata ini apalagi jika di gandengkan dengan kata Islam –Islam Militan- waah kayak teroris. Tentu militansi yang dimaksud di sini adalah militansi dalam artian yang sebenarnya: jiddiyah (kesungguhan), hamasah (semangat), dhawabit (disiplin), komitmen, dan istiqamah. Militan dalam memperjuangkan Ad-Diin ini.

Nah tentu militansi ini akan timbul ketika kita percaya bahwa PII adalah alat perjuangan, ndak mungkinlah kita berjuang dengan kesungguhan hati, komitmen dan istiqamah ketika kepercayaan diri itu tidak ada.

Militansi yang harus tumbuh pada diri setiap kader, militansi yang seimbang dan pertengahan. Tegas untuk tidak mengabaikan akhlak yang mulia serta meluruskan kesalahan tetapi tidak menyakiti perasaan saudaranya. Militansi yang totalitas, yang menuntut kesungguhan setiap kader dalam menjalankan nilai-nilai dan amanah da’wah ini.

Militansi tentunya harus dilandasi dengan niat yang lurus untuk memperjuangkan Ad-Diin ini. Menjadikan PII sebagai alat perjuangan dan bukan tujuan. Hal ini mungkin sudah basi untuk kita diskusikan, tapi sekedar mengingatkan akan niat kita di PII. Bersihkan niat sucikan hati (mumpung Ramadhan). …dan janganlah kamu melampaui batas.

Harapan Masa Depan PII Sulsel
Secara sadar tidak mungkin saya mengharap banyak pada teman semua. Mengharapkan loyalitas anggota tapi sang ketua pun tidak menunjukkan integritas sebagai imamah. Kepengen rasanya mengulang kembali waktu yang telah lewat. Menyatukan hati, membangun kekompakan, memupuk solidaritas, menuntut komitmen, dan lain sebagainya yang bisa membuat tim ini seperti buldozer yang menghantam semua yang menghalanginya. Tapi…. Tidak, tidak ada kata seandainya dalam Islam dan kita dituntut untuk berbuat hari ini dan merencanakan masa depan.

Ada harapan baru bagiku ketika bermunculan kader-kader siap tarung[2] pada Basic Training di SMA Nasional tanggal 24-30 yang lalu (senyum memandang masadepan PW PII Sulsel), walaupun diringi dengan kejengkelan dari sikap beberapa pengurus yang merupakan peluncur utama. Tapi tidak masalah, PII tidak membutuhkan kader pecundang, yang dibutuhkan adalah komitmen dan loyalitas. Kecerdasan/kualitas/kualifikasi super seorang pengurus memang dibutuhkan, tapi tanpa komitmen dan loyalitas, itu semua hampa. Militansi seorang kader, kekompakan, spirit ber-PII itu yang dibutuhkan.

Mungkin kedepannya lebih baik kita berprinsip seperti yang ada pada film “I not Stupid”: tiga orang bodoh lebih baik dari satu Einsten


___________________________________________
[1] QS. Al Ahzab: 72
[2] Meluangkan waktunya untuk mengisi kekosongan instruktur, walaupun dengan kemampuan yang terbatas

Selasa, 02 Oktober 2007

Mansyur Semma Dosen Terbaik Unhas

FAJAR (16 Sep 2007)

MAKASSAR--Berdedikasi penuh pada almamater dan menjadi sumber keteladanan, menghantarkan DR Mansyur Semma, dosen Fisipol Unhas, meraih penghargaan sebagai dosen terbaik tahun ini.Penghargaan itu merupakan kali keempat untuknya. Sebelumnya ia juga menerima penghargaan sebagai dosen terbaik Unhas (1999), penghargaan Satyalancana presiden Megawati (2004) dan Satyalancana presiden SBY (2007).

Piagam penghargaan dosen terbaik Unhas itu diberikan langsung Rektor Unhas, Prof Dr Idrus A Paturusi dalam Dies Natalis Unhas ke-51 di gedung Ipteks Unhas, Sabtu, 8 September lalu.

Karena berhalangan hadir pada malam penganugerahan itu, Mansyur hanya diwakili istrinya, Hj Arfah Colleng.

Kepada Fajar beberapa waktu lalu, Mansyur menuturkan jika ia tidak pernah menduga namanya dicatat sebagai dosen terbaik. "Saya tidak pernah berharap lebih, kalau mengajar hanya karena Lillahi Taala," ungkapnya merendah.

Selama ini jika mengajar, kata Mansyur, dia hanya berusaha tampil seprofesional mungkin.

"Saya hanya berupaya menunjukkan dedikasi yang terbaik dan berkomitmen dalam mengajar. Itu sebagai bentuk kesyukuran saya kepada Allah SWT," ucap dosen yang juga sering mengisi ceramah itu.

Sosok paling berperan di balik suksesnya meraih penghargaan, menurut Mansyur, adalah istrinya. "Istri saya banyak membantu. Dia sangat pengertian," pujinya.

Penghargaan itu juga merupakan bentuk komitmen Unhas menuju World Class University 2010. "Semoga penghargaan ini memberi spirit para dosen sebagai jalan untuk peningkatan kapasitas building," pungkasnya. (m02)

Senin, 01 Oktober 2007

SANG TEGUH DAN TANGGUH

Perkenalkan nama saya Nurul Islamiah Haerul dan Nama pangilan Saya Nurul. saya merupakan anak kedua dari empat orang bersaudara. saya memiliki saudara dua orang cewek dan dua orang cowok. saya memilki tempat tinggal di jl. Dahlia No. 66. saya lahir diujung pandang tepatnya pada tanggal 16 desember 1992. pendidikan saya di Sd bertempat di SD Mattoangin masuk pada tahun 1998 dan tamat pada tahun 2004, di SMP bertempat di SMP Neg 29 Makassar masuk pada tahun 2004 dan tamat pada tahun 2007, di SMU bertempat di SMU Perguruan Islam masuk pada tahun 2007. cita-cita saya sebenarnya ingin menjadi perawat tapiu pada saat saya tes di SPK Bayangkara saya tidak lulus disitu saya tidak putus asa dan saya terus berusaha untuk mencapai cita-ciata saya. saya ke SMU perguruan karena saya sudah mencoba untuk masuk disekolah SMU Negeri tetapi saya tidak lulus disitu saya mengambil keputusan untuk tidak mudah putus asa dan saya memiliki kesimpulan dimana kita sekolah tetapi apakah kita tidak memilki minet untuk belajar sama saja.

Saya tidak begitu senang membaca tabloid karena bagi saya tabloid itu tidak begitu penting, saya sangat senang membaca buku pelajaran yang berhubungan dengan agama, dan ilmu pengetahuan lainnya. prestasi yang pernah saya raih yaitu juara 1 lomba puitisasi terjemahan, dan juara dua lomba doa sehari-hari, saya mengetahui kegiuatan ini dari kakak panitia dan ukan dari sekolah. saya ikut disini karena keinginan saya sendiri dan bukan keinginan dari Orang Tua, Organisasi yang pernah saya ikuti adalah Pramuka sewaktu saya masih di SMP, Osis sewaktu saya masih di SMP dan SMA dan SPM (Siswa Pecinta Mushollah) sewaktu saya Di SMP. motifasi saya ikut disisni ingin mengetahui sejauh mungkin apa itu PII dan ingin memperdalam Ilmu-ilmu Agama. mungkin hanya itu yang dapat saya ceritakan kurang lebih saya meminta maaf.

oiya, karena aku tidak pernah diajari putus asa, maka aku lebih suka menjadikan diriku seorang yang teguh dan tangguh tanpa pernah putus asa sedikitpun dalam meraih iumpian. makanya aku tertarik sekali dengan tema training ini “ from zero to hero”.

SEKUNTUM DOA UNTUKMU IBU!

Namaku Tanti. saya adalah perempuan yang sangat sederhana hidup serba kekurangan yang dilahirkan oleh seorang Ibu yang sangat menyayangiku, saya adalah adalah anak pertama dari empat bersaudara, saya adalah tulang punggung keluarga dan saya mempunyai sifat kekanak-kanakan, pamarah dan pemalu. dan hal-hal yang saya tidak sukai adalah dimusuhi oleh teman dan dibohongi. hal yang paling saya sukai adalah disayangi oleh banyak teman dan disayangi oleh semua orang, saya mempunyai hibi baca puisi dan saya mempunyai cita-cita ingin sekali menjadi model terkenal, tapi saya itu semua tidak mungkin, karena saya tau saya adalah perempuan yang sangat sederhana yang dilahirkan oleh seorang Ibu yang sangat sederhana pula. tapi saya sangat bersyukur lahir kedunia ini karena saya mempunyai teman-teman yang banyak orang yang menyayangiku dan mencintaiku, walaupun hisup saya sederhana dan serba kekurangan, mungkin inilah cobaan yang diberikan Allah kepada saya yang harus saya hadapi dengan kesabaran. kadang saya salah akan hidupku ini tetapi apa boleh buat inilah hidup dan karunia yang diberikan oleh Allah kepada saya. mungkin dibalik cobaan ini akan ada hikmah yang terindah. dan saya suka sekali membantah orang tua, entah kenapa saya suka membantah orang tua sang selama ini merawat dan menyayangiku dengan sepenuh hati. terkadang saya berfikir kenapa hidupku sangat berbeda denga teman-temanku biasa hidup enak, sering bahagia dan menyenangkan, tetapi hidupku tidak. tetapi saya selalu berdoa Kepada Allah mudah-mudahan diberi kehidupan yang lebih baik lagi. orang yang paling saya sayangi adalah kedua orang tuaku. yang impianku selama ini ingin sekali membahagiakan kedua orang tuaku lebih dari sekarang. dan harapanku ingin sekali kedua orang tuaku masuk sorga dan saya ingin menjadi anak soleh.

Maka dari itu aku selalu menyertakan restumu dalam setiap langkah dan perjuanganku, demikian tentang diriku..

AJARI AKU MENCINTAI

Nama saya Resky Ayu Lestari, Nama panggil Kiky, tempat tanggal lahir Ujung Pandang 22-10-90. aku akan setia mengikuti traing ini sampai selesai. aku ngefans ama Ust, Jefry, dia itu pintar dalam mengaji dalam menceramah dan melakukan apa saja suka menolong orang suka memberi sedekah dan sia tidak memilih mana yang kaya dan mana yang kurang mampu bagi dia oramg kaya dan orang miskin tidak ada bedanya bagi dia. cita-cita aku sih jadi perawat tapi orang tua tidak mampu Insya Allah kalau ada rezki kedua orang tuaku nanti.

setelah aku keluar dari LBT ini aku lebih menghormati kedua orang tuaku lagi dan kakak yang lebih tua dan menjaga adik-adik lebih baik lagi dan belajar menghormati orang tua dan menghormati sesama lain. dan mencintai sesama bangsa dan negara.

kenapa aku harus melakukan itu? karena itulah PR y6ang kira-kira bisa kukerjakan. sekarang kebanyakan orang melakukan pekerjaan yang berat, makanya hidupnya jadi susah, padahal mencintai ortu dan mencintai sesama akan membuat hidup ini menjadi indah, makanya menurutku itu, dinegara ini cinta telah hilang atau menjadi sesuatu yang langka.

MAU BELAJAR RENANG? CALL ME!

Nama saya Ramlah Radman, tetapi teman-teman sering memanggil dengan panggilan Rara. karena itu juga singkatan dari nama saya. Saya lahir pada tanggal 29 Mei 1992. Alamat saya Jln. Nusakambangan No. 22. saya ini anak ke-16 dari 16 bersaudara atau bisa dibilang anak bungsu tapi sayang 3 saudara saya meninggal sewaktu dilahirkan jadi sekarang tinggal 13 orang. Eiya bisa jadi keseblasan. 1 pelatih dan 1 cadangan, nama orang tua saya, ayah: Alm.H. Abd. Rachman Wahab Ibu: Hj. Djanaedah.

Rharha juga suka sama teman yang kriterianya seperti : Baik, tidak pilih teman(tidak memilih kaya/miskin, jelek, cantik. dsb), pengertian dll.
Rharha itu gak suka sama orang yang : sombong, suka mencelah, suka merendahkan orang lain, dll.

Aku juga mau cerita kalau aku juga pernah sekolah di SDN timor, lanjut ke SLTP N 05 hingga akhirnya aku melanjutkan di SMA Nasional dan sekarang saya telah duduk dibangku kelasa XI IPA 1, Eiya disekolahku yang saat ini aku punya 2 sahabat yaitu Nisha dan Odhe. Aku juga punya teman yang bisa dibilang sahabat aku juga namanya Astri Puspita Sari. Kalau para pembaca biodataku juga perlu tahu kalau aku punya hobby renang dan aku juga pernah meraih prestasi dalam berbagai lomba renang, kalau kamu mau renang hubungi aku aja siapa tau aku bisa bantu. selain hobi renang Rharha juga suka dengar musik ataupun musik POP.

Kesan saya mengikuti PII ini: Memotivasi saya untuk lebih dalam mengetahui agama, bisa kenalan sesama muslim yang lain, bisa menambah tali silaturahmi, juga mencari pengalaman.( tapi, PII melarang renang gak? )